|

Karakteristik Pria [suami] Yang Menjadi Pendamping Hidup Idaman Wanita [Isteri]


oleh : Abu Hamzah

Banyak keluhan kaum hawa di lapangan yang mereka tidak tau apa saja kewajiban suami terhadap istrinya. Dan ini menjadi menjadi tugas kita, untuk memberitahunya, karena mereka juga ingin tahu. Dan mungkin ini bisa menjadi share buat kita. Adapun kekurangan yang ada di sini, itu semua dari ana. Dan antum boleh menambahkan kekurangan itu.


1.       Membimbing Isteri dengan bimbingan agama yang benar
Kadang seorang isteri tidak tau, atau banyak salah dalam beragama. Maka kewajiban seorang suami untuk membimbing istrinya dengan bimbingan agama yang benar. Seperti memasukkan kisah – kisah hikmah di dalam obrolan antara suami istri atau membuat jadwal terencana untuk tilawah bareng (mengajarkan tilawah), atau bisa juga. Tapi biasanya cara yang mungkin efektif, memasukkan nashihat – nashihat agama di dalam obrolan mereka menjaelang tidur dan sesudah qiyamul lail. Karena saat – saat itulah, saat dimana otak manusia sedang fresh.


2.       Tidak menampakkan kemarahan di depan istrinya
Biasanya, seorang istri merasa sedih / takut jika sang suami marah apalagi sampai berbicara keras. na’udzubillah, semoga kita dihindarkan dari yang seperti itu. Simpanlah kemarahan kita terhadap hubungan di luar rumah dengan diam. Jangan tampakkan itu kepada mereka. Apalagi jika isteri kita seorang yang halus hatinya. Itu tidak akan tahan mendengar suara bentakan kita jika marah. Biasanya, sendi – sendi awal rapuhnya rumah tangga adalah berasal dari sini.

Bukankah Rasulullah –Shollallohu ‘Alayhi wa Sallam- diam ketika Aisyah terkena fitnah. Ketika itu Rasul diam tidak bersuara kepada Aisyah, rasul tidak menghardik dan membentaknya. subhanalloh.

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu...”  (Al-Ahzab : 21 )


3.       Pandai menghibur istrinya
Ada saat – saat dikala isteri kita sangat mau dihibur. Biasanya ketika ia setelah mengetahui kehamilannya, setelah melahirkan, saat sedih, setelah melakukan aktifitas yang membuatnya lelah, dan di malam hari. Saat – saat itulah kita harus menghibur sang istri, dan jangan tampakkan kemarahan kita terhadap hubungan di luar rumah padanya.  Kita bisa mengajaknya berdialog, tanya jawab yang membuatnya senang atau bahkan dengan senda gurau yang diiringi dengan gelak tawa. Biasanya dengan itu bisa menghidupkan suasana rumah tangga yang bersih dari berbagai macam kotoran setan.


4.       Menganggap isteri sebagai bagian terpenting dalam rumah tangga
Tak jarang ada suami yang menganggap istrinya sebagai pembantu (PRT) di dalam rumah tangganya. Sebagai seorang yang beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya juga hari berbangkit, kita wajib memasukkan istri dalam urutan pertama di dalam deretan orang yang berjasa membangun rumah tangga. Rasullullah –Shollallohu ‘Alayhi wa Sallam- bersabda,

“Syurga ada di telapak kaki ibu.”

Kenapa Rasul bilang “di telapak kaki ibu” ? bukan “di telapak tangan ayah” ? Makna ibu disitu sudah barang tentu seorang istri yang telah mempunyai anak. Kita tau, telapak kaki adalah organ tubuh di mana seseorang membuat jejak perjalanan. Bahkan jika kita berada di hutan pun, jejak itu sangat bermanfaat bagi kita.

Begitu juga di dalam rumah tangga, istri berjasa atas didikannya terhadap anaknya, bahkan ada syair “Ibu dalah madrasah bagi – anak - anaknya”. Sama halnya, istri juga berjasa dalam rumah tangga. Maka dari itu, kewajiban kita, menyakinkan sang istri bahwa ia telah berjasa membangun rumah tangga yang diridhoi Alloh.

Sulaiman Ad-Darani mengatakan, “Istri yang sholehah tidak termasuk dari dunia, karena ia menyelesaikan (membantu) engkau (para suami) kepada urusan akhirat.”


5.       Tidak segan – segan seorang suami menegur istrinya
Kebanyakan kita tidak tau cara menegur istri jika melakukan kesalahan yang dimaklumi ataupun di luar itu. Tegurlah ia dengan cara yang baik, dengan cara yang bijak dan santun bila ia tersalah. Kadang, seorang istri tidak tau kesalahannya, setelah ia berbuat salah. Begitu juga dengan suami pun bisa berbuat salah, dari kata – kata ataupun sikap yang membuat istrinya tersakiti.  Oleh karena itu, kita setiap malam menjelang tidur bisa mengevaluasi kesalahan – kesalahan kita dalam sehari.  Jika ada yang salah agar bisa saling mema’afkan satu sama lain. Dengan begitu, akan sulit setan memasuki celah rumah tangga kita untuk menghancurkannya. Semoga hal itu (mengevaluasi) bisa rutin dikerjakan dan tidak membuat bosan.


6.       Memberikan nafkah lahir dan bathin
Banyak orang menyepelekan hal ini dengan mengatakan, “itu sih pasti”.  Tapi kenyataannya di lapangan, mereka salah menafkahi istrinya lahir bathin. Ada yang menafkahi dengan cara yang haram, ada pula menafkahi tanpa keikhlasan.
.
Keikhlasan perlu dalam menafkahi. Setelah menikah, harus ada jurnal yang mengatur pengeluaran dan pendapatan. Dalam pembuatan jurnal ini, kita percayakan kepada istri. Dengan teraturnya pemasukan dan pengeluaran, maka akan teridentifikasi semua nafkah kita, termasuk yang diberikan terhadap istri. Ada juga yang beranggapan, “istri tidak perlu tahu berapa yang ada di kantong kita”. Justru istri harus tau hal itu agar terjalin rasa saling percaya diantara suami – istri. Jika istri tidak boleh tau hal itu. Berarti istri tidak tau menyeluruh tentang suaminya.

Begitu juga nafkah bathin. Itu harus berdasarkan keikhlasan dan rasa kasih sayang yang tinggi. Justru nafkah inilah yang membuat istri senang. Lebih senang dari nafkah lahiriyah yang berupa harta benda. Tapi, ingat! tidak dengan cara yang diharamkan Alloh dan RasulNya.


7.       Membantu peran istri dalam mengurus anak
Sebetulnya dalam mengurus anak tidak hanya diurus oleh sang istri, tapi juga suami (ayah) wajib mendidik anaknya menjadi anak yang beriman kepada Alloh dan Rasul-Nya, tidak menjadi anak yang pembantah terhadap perkara yang ma’ruf dan tidak menjadi anak yang durhaka. jika sang istri sakit, maka sang suami harus tanggap mengurus anak, jika anaknya masih balita. Terutama mendidik anaknya dalam hal agama yang benar sedari masih kecil.


8.       Menyelesaikan masalah dengan bijaksana dan adil
Dalam rumah tangga, pasti ada masalah yang datang bertubi – tubi. Inilah tugas suami untuk menyelesaikan / memecahkan masalah tersebut dengan musyawarah bersama istri. Tentunya dengan cara yang bijaksana dan menghasilkan hasil yang baik dan adil di mata suami dan istri. Biasanya, perihal ini agak sulit. Tetapi jika keduanya dapat saling memahami dan bekerja sama dengan baik juga meminta pertolongan kepada Alloh, niscaya akan mendapatkan hasil yang baik pula dari penyelesaian permasalahan tersebut.


9.       Menjadi pemimpin dan pembimbing yang bertanggung jawab
Sebagai seorang imam keluarga. Sumi harus  menjadi pembimbing dan imam yang adil dalam rumah tangganya, karena rumah tangga bagaikan mahligai istana. Berbuat adil kepada anak istrinya. Tidak membuat anak istrinya merendahkannya dan menyepelekannya. Menjadikannya sebagai penuntun ke jalan Alloh. Jika seorang suami sudah disepelekan istrinya, maka jatuhlah mahkota imam seorang suami di hadapan istri dan anaknya. Semoga  itu tidak terjadi di dalam rumah tangga kaum Muslimin.

Rasulullah pun pernah bersabda, “Ingatlah ! Setiap kamu adalah pengembala, dan setiap dari kamu itu akan dimintai pertanggung-jawaban tentang rakyat yang digembalakannya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)



“Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Furqan : 74)

Posted by Knights Of Masjid on 12:12 PM. Filed under , , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Karakteristik Pria [suami] Yang Menjadi Pendamping Hidup Idaman Wanita [Isteri]"

Leave a reply