|

JAMAAH THOGHUT DARI ZAMAN KE ZAMAN

Oleh : Syaif Al-Fahmi

“Thoghut” , sebuah kata atau bisa dikatakan gelar yang banyak kaum Muslimin belum mengetahui hakikatnya bahkan diantara mereka (kaum Muslimin) sangat asing mendengar kata ini karena saking jauhnya dengan Al-Qur’an yang Mulia, mereka membaca Al-Qur’an tapi tidak mau belajar arti dan tafsirnya atau mereka sama sekali tidak membaca Al-Qur’an tetapi jika bicara agama sangat lantang.

Mereka beranggapan bahwa thoghut hanyalah setan tanpa ada definisi yang jelas. Dan mereka lupa bahwa setan itu adalah sebutan kepada siapapun yang menyesatkan manusia dari jalan Alloh, bisa berupa dari golongan manusia dan bisa berupa dari golongan jin.

Seperti firman Alloh Ta’Ala :
“Dari kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan/kesesatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) JIN dan MANUSIA.” (An-Naas : 4-6)

Jadi, manusia ataupun jin yang menyebarkan kejahatan dan kesesatan serta kezholiman adalah SETAN. Dan harus ada kesepakatan bahwa thoghut itu bisa berupa dari golongan jin dan manusia.

“sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar (Kafir) kepada Thoghut dan beriman kepada Alloh, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus.” (Al-Baqarah : 256)

(Jika kita ingin dianggap sebagai orang yang berpegangan kepada buhul tali yang amat kuat -Tauhid- dan tidak akan putus, maka kita harus mengingkari Thoghut dan beriman kepada Alloh)

“Dan orang-orang yang menjauhi Thoghut (yakni) tidak menyembah- nya  dan kembali kepada Alloh, bagi mereka berita gembira, sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku,” (Az-Zumar : 17)

(Siapa saja -Muslim- yang menjauhi Thoghut sejauh-jauhnya dari penyembahan, ketaatan serta kepatuhan kepadanya dan hanya menyembah Alloh semata dengan penuh ketaatan serta kepatuhan, maka orang itu akan diberikan kabar gembira dari Alloh. Maka bersenang-senanglah orang yang menjauhi Thoghut dan celakalah yang mengikutinya)

“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Alloh, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan Thoghut, sebab itu perangilah kawan-kawan setan itu, karena sesungguhnya tipu daya setan itu adalah lemah.” (An-Nisaa’ : 76)

(Orang yang beriman itu hanya berjihad di jalan Alloh dan orang kafir / yang telah dianggap kafir -Murtad- berjihad di jalan Thoghut. Dan Alloh menyebut para pembela Thoghut itu disebut Kawan-Kawan Setan!)

“... dan (orang yang) menyembah Thoghut. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” (Al-Ma’idah : 60)

(Siapapun yang menyembah Thoghut dengan segenap ketaatan dan kepatuhan, maka orang tersebut akan mendapatkan tempat Terburuk -Neraka- karena kesesatannya yang teramat sangat)

“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah Thoghut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Alloh dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya” (An-Nahl : 36)

(Alloh memberitahukan bahwa seluruh Nabi dan Rasul mendakwahkan kepada tiap-tiap ummat mereka dengan Seruan beriman kepada Alloh dan Menjauhi Thoghut. Maka dari itu tiap-tiap ummat terdahulu ada yang diberi petunjuk karena mereka beriman kepada Alloh dan menjauhi Thoghut, ada juga ummat yang tersesat karena mereka menjauhi Alloh dan beriman kepada Thoghut)

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada Thoghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (An-Nisaa’ : 60)

(Alloh memberikan gambaran kepada kita tentang kaum Munafik yang mengaku beriman kepada Al-Qur’an dan mengikuti Sunnah juga beriman kepada syari’at para nabi terdahulu tetapi mereka Berhakim -Tahakum- kepada Thoghut, padahal Alloh telah melarang kita mengikuti Thoghut. Itulah penyesatan setan yang halus tetapi menjerumuskan kepada kesesatan sedalam-dalamnya, padahal orang yang terjerumus itu Sholat Sunnahnya Rajin, Puasa Sunnahnya rajin, Berhaji, Zakat, Infaq, bahkan berjihad sekalipun, tapi Tersesat / Terjerumus hanya karena berhakim kepada Thoghut)


Dan masih banyak dalil Al-Qur’an lain yang menjelaskan tentang Thoghut dan orang-orang yang taat, patuh serta menjadi pembelanya.

Adapun pendapat Syaikh Sulaiman bin Samhan An-Najdi tentang Thoghut berkata: “Thoghut itu tiga macam: thoghut dalam hukum, thoghut dalam ibadah dan thoghut dalam ketaatan dan pengikutan.” (Ad-Duror As-Sunniyah VIII/272).

Ibnul Qoyyim berkata: “Thoghut adalah segala sesuatu yang mana seorang hamba itu melampaui batas padanya, baik berupa sesuatu yang diibadahi atau diikuti atau ditaati. Maka thoghut adalah segala sesuatu yang dijadikan pemutus perkara oleh suatu kaum, selain Alloh dan rosulNya, atau mereka ibadahi selain Alloh, atau mereka ikuti tanpa berdasarkan petunjuk dari Alloh, atau mereka taati pada perkara yang mereka tidak tahu bahwa itu ketaatan kepada Alloh. Inilah thoghut didunia ini, apabila engkau renungkan keadaan manusia bersama thoghut ini engkau akan melihat mereka kebanyakan berpaling dari berhukum kepada Alloh dan RosulNya lalu berhukum kepada thoghut, dan berpaling dari mentaati Alloh dan mengikuti rosulNya lalu mentaati dan mengikuti thoghut.” (A’lamul Muwaqqi’in I/50)

Ibnul-Jauziy rahimahullah berkata :
“Ibnu Qutaibah berkata : ‘Segala sesuatu yang disembah baik berupa batu, patung, ataupun syaithan (dari jenis manusia atau jin), maka ia adalah Jibt dan Thoghut. Dan begitulah yang dihikayatkan oleh Az-Zujaaj dari para pakar bahasa” (Nuzhatul-A’yun An-Nawaadhir, hal. 410).

Ibnul-Mandhur rahimahullah berkata :
Thoghut adalah segala sesuatu yang disembah selain Alloh ‘Azza wa Jalla.  Dan segala pemimpin kesesatan adalah Thoghut. Dikatakan, thoghut adalah berhala-berhala. Dikatakan pula : syaithan dan dukun” [Lisaanul-‘Arab, hal. 2722 – materi kata طوغ]

Bahkan Syaikhul Islam mengatakan, “Ia (thoghut) merupakan isim jenis yang masuk padanya : syaithan, berhala, dukun, dirham, dinar, dan yang lainnya” [Majmuu’ Al-Fataawaa, 16/565].


Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab -rahimahullah-, seorang tokoh Ulama’ Tauhid yang disebut oleh Prof. Dr Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki Al-Hasani -rahimahulloh- (gurunya para habaib) dalam kitabnya Mafahim Yajibu An Tushahhah (Faham-Faham yang Perlu Diluruskan) halaman 202 beliau menjelaskan bahwa Syeikh Muhammad ibn Abdil Wahhab adalah Imam Tauhid dan Pemimpinnya orang-orang yang bertauhid (Imam at-Tauhid wa Ra`su al-Muwahhidin). Sungguh celaka dan busuk orang yang memfitnah kedua syeikh ini.


Syeikh Muhammad menjelaskan dalam Risalah Fii Makna Thoghut atau Majmuu’ Rasaail fit-Tauhiid wal-Iimaan, hal. 377-378, tentang Ruusuth Thawaghit (tokoh-tokoh para thaghut) sebagai berikut :

Thoghut adalah segala yang dilampaui batasnya oleh seorang hamba, baik itu yang diikuti atau ditaati atau diibadati. Thoghut itu banyak, apalagi pada masa sekarang. Adapun pentolan-pentolan thoghut itu ada 5, diantaranya:


1. Syaithan
Syaitan yang mengajak ibadah kepada selain Alloh. Adapun tentang makna ibadah tersebut dan macam-macamnya telah anda pahami dalam uraian sebelumnya. Syaitan ada dua macam : Syaitan Jin dan Syaitan Manusia.

Alloh Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :
“Dan begitulah Kami jadikan bagi tiap nabi musuhnya berupa syaitan-syaitan manusia  dan jin”  (Al An’am : 112)

dan firmanNya Ta’ala :
“Yang membisikkan dalam dada-dada manusia, berupa jin dan manusia” (An Naas : 5-6)

Orang mengajak untuk mempertahankan tradisi tumbal dan sesajen, dia adalah syaitan manusia yang mengajak ibadah kepada selain Alloh. Tokoh yang mengajak minta-minta sesuatu kepada orang yang sudah mati adalah syaitan manusia dan dia adalah salah satu pentolan thoghut. Orang yang mengajak pada sistem demokrasi adalah syaitan yang mengajak ibadah kepada selain Alloh, dia berarti termasuk thoghut. Orang yang mengajak menegakkan hukum perundang-undangan buatan manusia, maka dia adalah syaitan yang mengajak beribadah kepada selain Alloh.

Orang yang mengajak kepada paham-paham syirik (seperti : sosialis, kapitalis, liberalis, komunis dan falsafah syirik lainnya), maka dia adalah syaitan yang mengajak beribadah kepada selain Alloh, sedangkan Dia Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Bukankan Aku memerintahkan kalian wahai anak-anak Adam : “Janganlah ibadati syaitan, sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian” (Yaasin : 60)

 

2. Penguasa Yang Zholim
Penguasa zholim yang merubah aturan-aturan (hukum) Alloh, thoghut semacam ini adalah banyak sekali dan sudah bersifat lembaga resmi pemerintahan negara-negara pada umumnya di zaman sekarang ini. Contohnya tidaklah jauh seperti parlemen, lembaga inilah yang memegang kedaulatan dan wewenang pembuatan hukum/undang-undang. Lembaga ini akan membuat hukum atau tidak, dan baik hukum yang digulirkan itu seperti hukum Islam atau menyelisihinya maka tetap saja lembaga berikut anggota-anggotanya ini adalah thoghut, meskipun sebahagiannya mengaku memperjuangkan syari’at Islam. Begitu juga Presiden/Raja/Amir atau para bawahannya yang suka membuat SK atau TAP yang menyelisihi aturan Alloh, mereka itu adalah Thoghut.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah-  berkata : “Di kala seseorang menghalalkan yang haram yang telah diijma’kan (disepakati) atau merubah aturan yang sudah diijma’kan (disepakati), maka dia kafir lagi murtad dengan kesepakatan para fuqaha (Ahli Fiqh)”  (Majmu Al Fatawa)


3. Orang yang memutuskan dengan selain apa yang telah Alloh turunkan.
Kepala suku dan kepala adat yang memutuskan perkara dengan hukum adat adalah Thoghut. Jaksa dan Hakim yang memvonis bukan dengan hukum Alloh, tetapi berdasarkan hukum/undang-undang buatan manusia, maka sesungguhnya dia itu Thoghut. Aparat  dan pejabat yang memutuskan perkara berdasarkan Undang Undang Dasar thoghut adalah Thoghut juga. Alloh Ta’ala berfirman :

“Dan siapa saja yang tidak memutuskan dengan apa yang Alloh turunkan, maka merekalah orang-orang kafir itu” (Al Maidah : 44)

Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata : “Siapa yang meninggalkan aturan baku yang diturunkan kepada Muhammad Ibnu Abdillah penutup para nabi dan dia justru merujuk pada aturan-aturan (hukum) yang sudah dinasakh (dihapus), maka dia telah kafir. Apa gerangan dengan orang yang merujuk hukum Ilyasa (Yasiq) dan lebih mendahulukannya daripada aturan Muhammad maka dia kafir dengan ijma’ kaum muslimin”  (Al Bidayah wa An-Nihayah: 13/119)

Sedangkan Ilyasa (Yasiq) adalah hukum buatan Jengis Khan yang berisi campuran hukum dari Taurat, Injil dan Al Qur’an.

 Orang yang lebih mendahulukan hukum buatan manusia dan adat daripada aturan Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam maka dia itu kafir.

Dalam ajaran Tauhid, seseorang lebih baik hilang jiwa dan hartanya daripada dia mengajukan perkaranya kepada hukum thoghut, Allah Ta’ala berfirman :

“Fitnah (syirik & kekafiran) itu lebih dahsyat dari pembunuhan” (Al Baqarah : 191)


4. Orang yang Mengaku Mengetahui Hal Yang Ghaib Selain Alloh.
Semua yang ghaib hanya ada di Tangan Alloh, Dia Ta’ala berfirman :

“Dialah Dzat yang mengetahui hal yang ghaib, Dia tidak menampakan yang ghaib itu kepada seorangpun” (Al Jin : 26)

Bila ada orang yang mengaku mengetahui hal yang ghaib seperti para dukun, ahlu nujum atau paranormal dan sebagainya, maka dia adalah Thoghut. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa orang yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia mempercayainya, maka dia telah kafir, dan apa gerangan dengan status si dukun tersebut ??!


5. Orang Yang Diibadati Selain Alloh Dan Dia Ridha Dengan Peribadatan itu.
Orang yang senang bila dikultuskan, sungguh dia adalah Thoghut. Orang yang membuat aturan yang menyelisihi aturan Alloh dan RasulNya adalah Thoghut. Orang yang mengatakan “Saya adalah anggota badan legislatif” sama dengan ucapan : “Saya adalah Tuhan” karena orang-orang di badan legislatif itu sudah  merampas hak khusus Alloh Subhanahu Wa Ta'ala, yaitu membuat hukum (undang-undang). Mereka senang bila hukum yang mereka gulirkan itu ditaati, dipatuhi lagi dilaksanakan, maka mereka adalah Thoghut. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman :

“Dan barang siapa yang mengatakan di antara mereka ; “Sesungguhnya Aku adalah Tuhan selain Alloh” maka Kami membalas dia dengan Jahannam, begitulah Kami membalas orang-orang yang zholim” (Al Anbiya : 29)
           

Itulah tokoh-tokoh thaghut di dunia ini. Dan masih bertebaran perkataan para Ulama’ tentang makna Thoghut ini.

Orang tidak dikatakan beriman kepada Alloh sehingga dia kufur (mengingkari, berlepas diri) kepada thoghut, kufur (mengingkari, berlepas diri) kepada thoghut adalah separuh laa ilaaha ilallaah. Thoghut yang paling berbahaya pada masa sekarang adalah Thoghut hukum, yaitu para penguasa yang MEMBABAT aturan Alloh, mereka menindas umat ini dengan besi dan api, mereka paksakan kehendaknya, mereka membunuh, menculik, dan memenjarakan kaum muwahhidin (orang-orang yang bertauhid dengan sebenar-benarnya tauhid) yang menolak tunduk kepada hukum mereka. Akan tetapi banyak orang yang mengaku Islam berlomba-lomba untuk menjadi budak dan hamba mereka. Mereka juga memiliki ulama-ulama jahat yang siap mengabdikan lisan dan pena demi kepentingan ‘tuhan’ mereka.





Sedangkan Thoghut-Thoghut ini memiliki jama’ah (kelompok) yang siap mendukung serta membela mereka. Jama’ah Thoghut ini sudah ada sejak zaman para nabi terdahulu, seperti :


1. Jama’ah Penyembah Berhala di Zaman Nabi Nuh -‘Alayhissallam- (sekitar tahun 3993-3043 SM)
Tidak diragukan lagi bahwa Nuh adalah salah seorang Ulul Azmi (Rosul yang orang yang mempunyai kemauan kuat dan teguh serta sabar dalam menghadapi ummatnya). Ummat Nabi Nuh adalah Jama’ah para penyembah berhala yang menjadikan berhala sebagai tuhan mereka serta menganggap itu dapat membuat Manfaat dan Mudharat bagi mereka. Bahkan mereka mengajak Nuh untuk menyembah berhala mereka :

“Janganlah sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr” (Nuh : 23)

Secara langsung mereka (kaum Nuh yang Durhaka) ini telah menjadi setan dari golongan manusia yang mengajak orang lain atau orang beriman untuk menyembah tuhan selain Alloh. Jadi, kaum Nuh adalah jama’ah Thoghut!

“Dan begitulah Kami jadikan bagi tiap nabi musuhnya berupa syaitan-syaitan manusia  dan jin”  (Al An’am : 112)


2. Jama’ah Penyembah Berhala di Zaman Nabi Hud -‘Alayhissallam- (sekitar tahun 2450-2320 SM)
Kaum Nabi Hud juga adalah kaum yang menyembah berhala Tsamud, Shada, dan Al-Haba. Mereka sama sekali tidak mengenal Alloh sebagai tuhan. Sama seperti kaum Nuh, penyembah berhala kaum Hud juga membantah Nabinya dan menantang Nabinya sendiri :

“Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami ? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar.” (Al-Ahqaaf : 22)

Berhala-berhala mereka telah menjadi Thoghut yang telah mereka ibadati selain Alloh, maka Alloh berfirman :

“... dan (orang yang) menyembah Thoghut. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” (Al-Ma’idah : 60)


3. Jama’ah Pengikut Thoghut Namrudz (sekitar tahun 2275 SM- 1943 SM)
Namrudz yang Alloh telah berikan intelektualitas yang tinggi dan mudah memahami segala hal membuatnya menjadi angkuh terhadap kekuasaan Tuhan Langit dan Bumi. Bahkan menolak risalah Tauhid yang diberikan oleh Nabi Ibrahim -‘Alayhissallam-. Selain itu Namrudz juga mendaulat dirinya menjadi tuhan yang wajib disembah oleh kaumnya.

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Alloh) karena Alloh telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: ‘Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,’ orang itu berkata: ‘Saya dapat menghidupkan dan mematikan.’ Ibrahim berkata: ‘Sesungguhnya Alloh menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,’ lalu terdiamlah orang kafir itu, dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zholim.” (Al-Baqarah : 258)

Bahkan namrudz juga menikahi ibunya sendiri (Semiramis) dan membuat aturan-aturan yang jauh dari risalah yang dibawa Nabi Ibrahim.

Jadi, sudah dipastikan Namrudz ini adalah seorang Thoghut dan semua bala tentaranya, penasihat-penasihatnya, rakyatnya, pembelanya yang taat dan path kepadanya serta menentang ajaran Ibrahim. Maka mereka adalah jama’ah Thoghut!


4. Jama’ah Pengikut Thoghut Fir’aun (sekitar tahun 1567 - 1339 SM)
Tidak bisa dipungkiri bahwa pengikut Fir’aun terdiri dari bala tentaranya, penasihatnya, tukang sihirnya rakyatnya dan semuanya yang ridho terhadap Fir’aun. Fir’aun selama berkuasa tidak ada satupun hukum Alloh ditegakkan bahkan dia menantang Musa dan Tuhannya.

“Dan sesungguhnya Kami telah perlihatkan kepadanya (Fir'aun) tanda-tanda kekuasaan Kami semuanya maka ia mendustakan dan menolak (menolak kebenaran).” (Thohaa : 57)

“Dan berkata Fir'aun: ‘Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat Tuhan Musa, dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang pendusta.’” (Al-Qashash : 38)

Tidak hanya itu, Fir’aun mendaulat dirinya menjadi sesembahan (tuhan)

“Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya. Sambil berkata:
‘Akulah tuhanmu yang paling tinggi.’” (An-Nazi’at : 23-24)
Ketika Fir’aun berbicara seperti ini, jama’ah Fir’aun pun ridho dengan pengakuan ketuhanan Fir’aun tersebut. Merekah jama’ah Thoghut Fir’aun!


5. Jama’ah Nabi Musa -‘Alayhissallam- yang Membangkang dan Membuat Tuhan baru serta Hukum Baru Buatan Mereka (sekitar tahun 1530-an SM)
Setelah kepergian Musa bertaqarrub kepada Tuhannya di bukit Thursina, ummatnya disesatkan setan dan mereka mengikuti kesesatan setan tersebut, setan itu telah menjadi Thoghut bagi mereka sampai akhirnya mereka membuat sesembahan baru yaitu patung anak sapi dari emas dan mereka mengangkat seorang Thoghut dari kalangan mereka sendiri yaitu Samiri. Mereka melakukan kekufuran yang sangat amat jauh dari ketauhidan mereka.

“Sesungguhnya Musa telah datang kepadamu membawa bukti-bukti kebenaran (mukjizat dan risalah tauhid), kemudian kamu jadikan anak sapi (sebagai sembahan, tuhan selain Alloh) sesudah (kepergian)nya, dan sebenarnya kamu adalah orang-orang yang zholim.” (Al-Baqarah : 92)

Tidak hanya itu, Samiri pun mendaulat dirinya menjadi Thoghut yang mengetahui hal-hal yang ghoib

“Samiri menjawab: ‘Aku mengetahui sesuatu yang mereka tidak mengetahuinya (mengetahui hal yang ghoib), maka aku ambil segenggam dari jejak rasul lalu aku melemparkannya, dan demikianlah nafsuku membujukku.’” (Thohaa : 96))


6. Jama’ah Thoghut Dikyanus (sekitar tahun 249-251 M)
Di zaman ini sudah masyhur (terkenal) kisah para pemuda Ashabul Kahfi (penghuni gua) lari demi menyelamatkan ketauhidan mereka dari pemurtadan Thoghut Dikyanus. Ketika sang Thoghut memaksakan para pembesar-pembesarnya (termasuk ke-6 pemuda Ashhabul Kahfi) dan para rakyatnya untuk taat patuh kepada tuhan-tuhan berhala Apolo dan Yupiter, maka ke-6 pemuda yang beriman kepada apa-apa yang dibawa Nabi Isa -‘Alayhissallam- itu pergi ke gua menyelamatkan keimanan mereka serta menyelamatkan diri mereka dari kejaran bala tentara Dikyanus yang kejam.

“(Ingatlah) Ketika para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua (untuk menyelamatkan keimanan mereka), lalu mereka berdoa: ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).’” (Al-Kahfi : 10)

Dikyanus mendaulatkan diri sebagai titisan tuhan ini memaksakan para pembesarnya, penasihatnya, bala tentaranya dan semua rakyatnya (jama’ahnya) untuk tunduk, taat dan patuh kepadanya dan kepada hukum (aturan-aturan) buatannya. Apakah ini bukan Thoghut namanya ? dan apakah para jama’ahnya bukan jama’ah Thoghut namanya ?


7. Para pengikut (jama’ah) agama berhala buatan Amru bin Luhayyi’ -laknatullah ‘alayh-
Semua ahlu tarikh sepakat bahwa orang yang pertama kali merubah millah tauhid Ibrahim adalah Amru ibn Luhayyi’ yang selalu mendapat bisikan sesat dari jinnya. Ibnu Ishaq menjelaskan bahwa Amru ibn Luhayyi’ orang pertama yang memasang berhala-berhala, membuat perangkat-perangkat untuk mendukung penyembahan berhala. Sampai suatu waktu dia mendapatkan jinnya yang bernama Abu Tsumamah yang memerintahkannya untuk mengambil berhala-berhala sesembahan kaum Nuh dan Idris di Jeddah untuk dibawa ke Makkah supaya disembah.

Dan akhirnya dia (Ibn Luhayyi’) mempunyai banyak pengikut dan satu demi satu mereka berpaling dari millah Ibrahim yang lurus.

Bahkan Rasulullah -Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam- bersabda tentang Thohut yang satu ini, “Aku lihat Amru bin Amir (bin Luhayyi’) AL-Khuza’I menarik ususnya, artinya perut besarnya di Neraka, dan dialah orang yang pertama yang membuat saibah-saibah.” (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad, dari Sahabat Abu Hurairah -radhiyallohu ‘anhum-)

Jadi, sejak zaman Amru sampai zaman Muhammad ibn Abdullah diutus menjadi rasul para penduduk Arab mayoritas mengikuti millah Thoghut AMru ibn Luhayyi’.


8. Para Pengikut Nabi Palsu di Zaman Rasulullah dan Para Sahabat
- Al-Aswad al-Ansi (11 H/632 M) atau Abhalah bin Ka’ab bin Ghauts al-Ansi al-Madzhiji , seorang dukun dari Yaman dan dikenal dengan nama Kahf Khubban. Dia memiliki 700 personil siap tempur. Mati dibunuh oleh Fairuz, kerabat istri al-Aswad. Orang ini mengaku sebagai nabi kepada para pengikutnya (jama’ahnya) dan membuat aturan-aturan yang menyimpang.

- Musailamah al-Kadzdzab (usia 150 tahun, mati tahun 12 H/633 M). Memiliki pasukan 40.000 orang. Para pengikutnya disumpah untuk tetap taat pada kesesatannya, bahkan dia berani mengajak Nabi untuk mengakui kenabian palsunya. Mati dibunuh oleh Wahsyi dengan tombaknya pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Dan masih banyak lagi jama’ah thoghut nabi palsu dari zaman ke zaman yang akan terus bertambah seiring bergulirnya waktu dan talbis Iblis yang terus menggoda manusia dengan cara-caranya yang super licik.


9. Jengis Khan (616 H / 1219 M) yang Membuat Percampuran Undang-Undang (Ilyasiq)
Jenghis Khan, Raja Tartar yang terkenal bengis dan kejam yang bernama asli Bitujin berhasil membuat suatu perundang-undangan untuk mengatur semua rakyatnya serta rakyat jajahannya di tanah Arab, perundang-undangan itu bernama Ilyasiq / Ilyasa / Yasiq yang berisi kumpulan dan sebagiannya diambil dari Taurat orang Yahudi, Injil orang Nashrani, Al-Qur’an serta ajaran-ajaran ahli bid’ah ditambah dengan hasil buah fikirannya lalu dikodifikasikan menjadi sebuah kitab perundang-undangan.

Dr. Muhammad Sayyid Al Wakil dalam bukunya Wajah Dunia Islam menyatakan bahwa kitab Ilyasa adalah kumpulan undang-undang yang disusun oleh Jenghis Khan untuk rakyatnya untuk menjadi undang-undang dasar bagi mereka. Kitab tersebut ia tulis dalam dua jilid dengan huruf tebal dan diangkut dengan unta.

Beberapa contoh ke-aneh-an serta kesesatan Kitab Ilyasa adalah sebagai berikut :
a.    Barangsiapa melakukan hubungan di luar nikah, maka harus dibunuh baik ia sudah pernah menikah atau belum.
b.    Barangsiapa melakukan hubungan homoseksual maka dibunuh.
c.    Barangsiapa berdusta dengan sengaja, maka dibunuh.
d.    Barangsiapa menyihir maka dibunuh.
e.    Barangsiapa memata-matai maka dibunuh.
f.    Barangsiapa ikut campur dalam dua orang yang sedang konflik kemudian berpihak kepada salah satunya maka dibunuh.
g.    Barangsiapa buang air kecil di air yang tidak bergerak maka dibunuh.
h.    Barangsiapa mandi di dalamnya maka dibunuh juga.
i.    Barangsiapa memberi makanan atau minuman kepada tawanan perang tanpa seizin yang punya maka dibunuh.
j.    Barangsiapa memberi makanan kepada seseorang maka hendaklah orang tersebut memakannya terlebih dahulu.
k.    Barangsiapa melemparkan jenis makanan kepada seseorang maka dibunuh. Seharusnya ia menyerahkannya dengan tangan ke tangan orang tersebut.
l.    Barangsiapa menyembelih hewan maka ia dibunuh seperti hewan tersebut. Ia harus membelah hatinya dan mengambil hatinya dengan tangannya terlebih dahulu.

Sebagian isi kitab di atas menunjukkan bahwa pembunuhan adalah satu-satunya yang diatur oleh kitab Ilyasa. Seolah-olah tidak ada sangsi hukum lainnya. Hal ini juga menjadi bukti kebatilan kitab atau undang-undang Ilyasa hasil produk seorang Jenghis Khan.

Imam Ibnu Katsir -rahimahullah- mengomentari kitab Ilyasiq dalam tafsirnya (tafsir Al-Azhim) sebagai berikut:

“Alloh Ta’ala mengingkari orang yang keluar dari hukum Alloh yang mantap dan sempurna, meliputi segala kebaikan, yang tercegah dari segala keburukan, lalu orang itu berpaling kepada hukum yang lainnya, yang berasal dari pemikiran-pemikiran dan hawa nafsu dan peristilahan yang dibuat oleh pembesar-pembesar mereka, tanpa sandaran dari syari’at Alloh, sebagaimana kaum jahiliyyah berhukum dengannya yang berasal dari kesesatan dan kebodohan yang semua itu diletakkan di atas dasar pandangan-pandangan (logika) dan hawa nafsu mereka. Dan sebagaimana berhukum dengannya pembuat UU (legislatif, dalam hal ini Tartar) berdasarkan siasat kerajaan yang diambil dari mereka, Jengis Khan, yang membuat undang-undang bagi mereka, yang disebut Ilyasiq. Ilyasiq ini berasal dari kompilasi hukum (campur-aduk) campuran dari beberapa hukum yang berbeda-beda, yaitu UU Kristen, Yahudi dan sedikit ‘cuilan’ dari hukum Islam dan yang lainnya. Di dalam Ilyasiq pula terdapat banyak ketentuan yang murni berasal dari pandangan dan hawa nafsu Jengis Khan. Kemudian Ilyasiq  dijadikan syari’at yang wajib oleh kalangan keluarga (keturunan mereka/Tartar), yang lebih didahulukan daripada berhukum dengan hukum Alloh dan sunnah Rasulullah -Shallallhu ‘Alayhi wa Sallam-. Maka barang siapa melakukan hal tersebut, maka dia kafir, wajib memeranginya  sampai dia kembali kepada hukum Alloh dan Rasul-Nya, dan tidak berhukum kepada selain hukum Islam, baik dalam urusan yang sedikit maupun banyak (Ibnu katsir 2/67).


Dalam Al Bidayah Wan Nihayah, Imam Ibnu Katsir menjelaskan :

“Barangsiapa meninggalkan hukum yang muhkam (baku) yang diturunkan kepada Muhammad ibnu Abdillah penutup para nabi, dan dia malah merujuk hukum kepada hukum-hukum (Alloh) yang sudah dihapus, maka dia KAFIR. Maka apa gerangan dengan orang yang mengacu kepada Ilyasa (Yasiq) dan dia mendahulukannya daripada ajaran Alloh, maka dia kafir dengan ijma kaum muslimin” (Al Bidayah Wan Nihayah: 13/119)

Dalam kitabnya yang lain, beliau mengatakan hal yang lebih tajam dari itu. Setelah menerangkan beberapa ajaran Ilyasiq (Alyasa/Ilyasa) beliau mengatakan :

“Dan semuanya itu mengikuti syari’at Alloh yang diturunkan kepada hamba-hamba-Nya, para nabi shalawat dan kesejahteraan atas mereka. Maka barangsiapa meninggalkan syari’at yang telah tegak yang diturunkan atas Muhammad bin Abdillah penutup para nabi, dan berhukum kepada hukum yang lain dari syari’at-syari’at (hukum) yang telah terhapus maka dia KAFIR, lalu bagaimana pula (terlebih lagi) dengan orang yang berhukum kepada Ilyasa, maka barangsiapa melakukan hal tersebut, dia telah Kafir berdasarkan Ijma’ kaum muslimin.”


10. Ilyasiq Modern Sesembahan Para Jama’ah Thoghut Modern
Tidak bisa kita pungkiri, saat ini kaum Muslimin terjebak oleh banyak ideologi-ideologi setan seperti demokrasi, liberalisme, kapitalisme, hedonisme, komunisme, pluralisme, sekularisme dan isme-isme sesat lainnya yang semua itu didukung oleh kitab ‘suci’ nya di masing-masing wilayah / negara. Kita lihat di Indonesia ini seperti kitab ‘suci’ UUD dan KUHP dengan ideologi pancasilanya yang mengadopsi dari Khams Qanun yang ada di dalam Talmud yahudi.

Kendati sudah diketahui begini, masih ada saja kaum Muslimin yang mengaku aktivis Islam berkecimpung di dalam lumpur kesesatan itu bahkan sudah masuk kategori tawalliy kepada kesesatan yang dimaksud. Lupakah mereka dengan firman Alloh ‘Azza wa Jalla:

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada Thoghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (An-Nisaa’ : 60)

Mereka yang berkecimpung di dalamnya sampai menggelar ritual-ritual rapat di parlemen, menetapkan hukum dan segala macamnya yang pada hakikatnya Alloh telah tegaskan pada ayat di atas dengan jelas dan gamblang kepada mereka, akan tetapi mereka telah tuli, buta dan bisu.

Sekali lagi Alloh ingatkan mereka :

“Dan siapa saja yang tidak memutuskan dengan apa yang Alloh turunkan, maka merekalah orang-orang kafir itu” (Al Maidah : 44)

Ibnu Katsir -rahimahullah- berkata : “Siapa yang meninggalkan aturan baku yang diturunkan kepada Muhammad Ibnu Abdillah penutup para nabi dan dia justru merujuk pada aturan-aturan (hukum) yang sudah dinasakh (dihapus), maka dia telah kafir. Apa gerangan dengan orang yang merujuk hukum Ilyasa (Yasiq) dan lebih mendahulukannya daripada aturan Muhammad maka dia kafir dengan ijma’ kaum muslimin”  (Al Bidayah wa An-Nihayah: 13/119)

Belum lagi para setan-setan jama’ah thoghut yang terus-terusan membantah ayat-ayat Alloh dengan perkataan, “kami ini ingin menegakkan Islam lewat demokrasi, kenapa tidak boleh ?”

Apakah ada penghalalan melakukan ibadah dengan cara maksiyat kepada Alloh ??

Demokrasi adalah sebuah ideologi dari luar Islam yang dipaksakan salibis untuk kaum Muslimin yang berkonsep penyerahan hak Hukum / Kedaulatan ada di tangan rakyat. Padahal kita semua yang mengaku beriman SEPAKAT bahwa hak mutlak menetapkan hukum dan mengatur hukum adalah milik Alloh / Kedaulatan hanya ada di tangan Alloh.

“Keputusan (hukum) itu hanyalah kepunyaan Alloh. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Yusuf : 40)

Bahkan Nabuyulloh Yusuf saja dilarang menghukum saudaranya dengan UU Raja.

“Tidaklah patut (Tidaklah pantas) Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Alloh menghendaki-Nya (dengan cara UU Raja memakai hukum Alloh).” (Yusuf : 76)

jika Yusuf saja yang seorang Nabi dilarang memakai UU Raja untuk bertahakum, maka

Sekarang pertanyaannya, “Apakah pantas orang-orang karbitan yang mengaku aktivis menegakkan Islam dengan jalan Demokrasi ?????”

Inilah potret gambaran Jama’ah Thoghut modern abad ini beserta para Ulama'nya yang mendukung Thoghut, Bertaqwallah kepada Alloh dengan sebenar-benarnya Taqwa dan memohonlah kepada Alloh agar kita tidak terjerumus ke dalam lumpur kesesatan dan kejahilan seperti mereka. aamiin




29 rabi’ul Akhir / 22 Maret 2012-03-22
Kota Fatahilah, Bumi Alloh

Posted by Knights Of Masjid on 11:30 AM. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

1 komentar for "JAMAAH THOGHUT DARI ZAMAN KE ZAMAN"

  1. Ketika Rasulullah Saw. menantang berbagai keyakinan bathil dan pemikiran rusak kaum musyrikin Mekkah dengan Islam, Beliau dan para Sahabat ra. menghadapi kesukaran dari tangan-tangan kuffar. Tapi Beliau menjalani berbagai kesulitan itu dengan keteguhan dan meneruskan pekerjaannya.

Leave a reply