|

Menyerang Jamaah Syaithoniyyah (Jamaah Setan) Adalah Suatu Kewajiban

 بسم الله الرحمن الرحيم

Tidak dipungkiri bahwa saat ini kaum Muslimin terpecah menjadi 3 kubu. Kubu itu adalah :

  1. Kubu Muslimin yang membela Al-Haq dengan sebenar – benarnya pembelaan,
  2. Kubu Muslimin yang melawan Al-Haq dengan sebenar – benarnya perlawanan, dan
  3. Kubu Muslimin yang berada di tengah – tengah (tidak memihak).

Langsung saja saya jabarkan seperti apa mereka, siapa mereka dan bagaimana keadaan mereka.  


1.       Kubu Muslimin yang membela Al-Haq (Kebenaran di mata Alloh) dengan sebenar – benarnya pembelaan 

Kaum Muslimin saat ini sedang dihadapkan oleh suatu dilema yang berkepanjangan sejak ambruknya pondasi – pondasi kekhilafahan secara keseluruhan. Sejak saat itu, kaum Muslimin mulai bercerai berai. Tapi ada sebagian besar  kaum Muslimin yang membuat Harakah Islamiyah (Gerakan Islam) untuk membangun kembali pondasi – pondasi kekhilafahan Islam yang telah hancur berpuing – puing akibat pengkhianatan dan pemecahan.


Berhasil, mereka membuat Harakah – Harakah yang menjadi batu sandungan sang pengkhianat penghancur kekhilafahan Islam. Seolah, sebagian Muslim ini membuat kubu tersendiri yang akan terus membela dan memperjuangkan Al-Haq (Kebenaran di mata Alloh) yang bertujuan pada pembangunan kembali kekhilafahan Islam.


Tujuan yang sangat mulia dan sangat baik ini pun dilihat oleh musuh – musuh Islam sebagai suatu makar jahat. Maka dari itu, Musuh – musuh Islam tidak menyukai gerakan – gerakan Islam yang bersikeras ingin membangun kembali peradabannya. Berbagai tuduhan miring pun disematkan kepada gerakan – gerakan Islam, seperti ekstrimis, radikalis, pengacau, pemberontak bahkan teroris sekalipun untuk mengajak suara masyarakat awam agar ikut menyematkan (menggelari/melabeli) gerakan Islam seperti yang dituduhkan musuh – musuh Islam.


Dengan tidak tinggal diamnya musuh – musuh Islam, akhirnya semakin kesini semakin banyak tokoh – tokoh gerakan Islam yang dipenjara, dibuang bahkan dibunuh. Dan para anggotanya semakin yakin dan bertahan mempertahankan jama'ahnya karena jama'ahnya benar – benar membela Alloh dan Rosul-Nya.


“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Alloh menggagalkan tipu daya itu. Dan Alloh sebaik-baik Pembalas tipu daya.” (Al-Anfaal : 30)


Musuh – musuh Alloh itu semakin ketakutan karena cara itu (membunuh, menangkap dan menyematkan label buruk) gagal untuk menghancurkan minimal melemahkan gerakan Islam. Akhirnya mereka memikirkan berbagai cara untuk melemahkan gerakan Islam.


Dan terbesitlah di otak mereka (dari syetan) untuk mengajak gerakan – gerakan Islam itu ikut duduk, makan dan minum bersama mereka, jika perlu tidur bersama dalam satu atap.


Dan terbukti, banyak gerakan – gerakan Islam yang mau seperti itu. Mereka masuk ke dalam istana musuh – musuh Alloh dan berunding di dalamnya.


Terbukti pula apa kata Nabi –shollallohu ‘alayhi wa sallam- :
“Barangsiapa yang mendatangi pintu – pintu penguasa, maka dia akan terkena fitnah. Ketahuilah, seorang yang makin mendekatkan dirinya kepada penguasa akan bertambah jauh dari Alloh.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

Jelas sekali apa yang telah disabdakan Nabi kita, akhirnya mereka (sebagian tokoh gerakan Islam) terkena fitnah. Dan sebagian lagi masih tetap berada pada keadaannya semula, yaitu mempertahankan perjuangan melawan kafir dengan semangat jihad yang menyala guna menegakkan panji – panji Alloh dan kekhilafahan Islam.


Dari Uqbah bin Amir berkata: “Saya mendengar Rasulullah –shollallohu ‘alayhi wa sallam- bersabda, ‘Akan senantiasa ada satu kelompok dari ummatku yang berperang di atas urusan (agama) Alloh. Mereka mengalahkan musuh – musuh mereka. Orang – orang yang memusuhi mereka tidak akan mampu menimpakan bahaya kepada mereka sampai datangnya kiamat, sementara keadaan mereka tetap konsisten seperti itu.’” (HR. Muslim)


Bahkan Alloh Ta’ala menjelaskan yang lebih detail dan rinci lagi di dalam kitab-Nya yang Mulia :
“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Alloh akan mendatangkan suatu kaum yang Alloh mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Alloh, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Alloh, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Alloh Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui.”  (Al-Ma’idah : 54)


Jelas sekali Alloh nyatakan di ayat itu, Siapa saja Muslim yang murtad dari agamanya (keluar dari hukum Alloh dan lebih ridho dengan hukum kafir secara sengaja maupun tidak / keluar dari syarat – syarat keislaman), maka Alloh akan mengganti Muslim yang murtad tadi dengan Muslim yang lembut terhadap sesamanya (yang sama – sama berjuang 1 perjuangan) dan bersikap keras terhadap orang kafir (puncak kekerasan ini sampai kepada pembunuhan / pemberantasan orang – orang kafir yang memerangi Islam), juga Muslim pengganti yang murtad ini tidak merasa takut terhadap celaan (sematan / gelar buruk) dari para pencela. Mereka tidak akan mundur meski disebut radikal, ekstrimis bahkan teroris sekalipun.


Inilah yang membuat semangat mereka semakin berkobar.  Berbeda dengan sebagian sudaranya yang sudah masuk ke dalam Istana musuh – musuh Alloh,  loyal kepada mereka dan mendirikan Jamaah yang diridhoi syetan. Mereka ibarat pasukan Tholut yang meminum air yang dilarang. (kisah ini akan dilanjut di point berikutnya).


Inilah gammbaran tentang kubu yang akan terus berjuang mempertahankan Al-Haq dan membelanya, meskipun banyak duri dan onak di jalannya juga harus berhadapan dengan Muslim yang telah murtad serta golongan munafik dan mengaku – aku mewariskan da’wah para nabi. Padahal inti da’wah para nabi dan rosul adalah mentauhidkan Alloh (serta hukum – hukum-Nya) dan menjauhi Thoghut.


Di dalam perjalanannya, kubu ini membuat jama'ah yang sesuai Qur’an dan Sunnah. Mereka menganggap jamaah  hanyalah kendaraan untuk mencapai tujuan, jika kendaraan itu sudah rusak / usang yang tidak bisa dibetulkan dan diharapkan lagi, maka mereka akan membuang kendaraan tersebut. Dan menggantinya dengan kendaraan baru yang lebih mulus. Inilah prinsip mereka. Mereka faham betul tentang inti da’wah para nabi dan rosul. Alloh Azza wa Jalla berfirman di dalam kitabnya yang Agung :


“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah Thoghut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Alloh dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (An – Nahl : 36)


Inilah mereka yang selalu tampil di setiap zaman dengan gaya juang yang terus – terusan membela yang Haq dan menghancurkan yang Bathil dan Syubhat. Meskipun para munafik dan musuhnya menentangnya dan menyematkan gelaran buruk untuk mereka. Mereka akan tetap eksis sampai urusan Alloh tegak di muka bumi.  Mereka adalah mujahidin yang berjihad di jalan-Nya, sebagaimana Sufyan ibn Uyainah (guru besar Imam Asy-Syafi’i) berkata kepada Ibnu Al-Mubarak : “Jika anda melihat manusia telah saling berselisih, maka ikutilah Mujahidin dan Ahluts Tsughur (Ulama’ Jihad), karena Alloh Ta’ala berfirman : ‘Sungguh, akan kami tunjuki mereka jalan – jalan kami.’” (Riwayat Al-Qurthubi, Kitab Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an jilid 13 / 365)
semoga kita termasuk dari kubu yang ini-




2.       Kubu Muslimin yang melawan Al-Haq (Kebenaran di mata Alloh) dengan sebenar – benarnya perlawanan

Pernah suatu ketika bala tentara Tholut yang berjumlah 80 ribu orang (termasuk Nabi Daud, dalam lain riwayat 300 ribu orang) berjalan untuk melawan Jalut dan bala tentaranya. Tholut berkata, “Alloh akan menguji kamu dengan sebuah sungai, maka siapa saja yang meminumnya, maka ia bukanlah pengikutku. Dan siapa saja yang tidak meminumnya maka dia adalah pengikutku, kecuali mengambil secukupnya dengan tangan.”


Tibalah mereka pada sebuah sungai antara Urdus (Jordania) dan Filistin (Palestina). Nafsu haus dahaga mereka mengalahkan segalanya. Banyak dari tentara Tholut yang melanggar perintah dengan meminum sebanyak – banyaknya air tersebut. Yang meminumnya mengalami kekembungan dan hingga tidak mampu lagi untuk berjalan karena kekembungan mengakibatkan kemalasan dan pada akhirnya mereka lebih memilih bersantai – santai ria dengan istrirahat yang berkepanjangan yang membuat mereka lupa akan tugasnya. Dan mereka berkata, “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.”


Tentara Tholut pun menyusut menjadi 319 orang (dalam lain riwayat 313 orang) yang tetap taat para perintah Tholut, dan tidak meminum air tersebut sedikit pun. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan. Sebagian yang taat perintah Tholut berkata, “Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan idzin Alloh. Dan Alloh beserta orang – orang yang sabar.”

Dan benar, pada akhirnya golongan yang taat itu mendapatkan kemenangan melawan golongan Jalut yang berjumlah besar. Sungguh, ini adalah sebuah penyaringan keimanan kaum yang taat. Alloh menyaring mereka dari orang – orang yang tidak taat.


Begitu juga Alloh menyaring hamba-Nya yang Muslim, dengan cara memisahkan yang Mukmin dari yang munafik dan yang murtad.


Dari penyaringan inilah kubu Muslimin yang melawan Al-Haq dengan sebenar – benarnya perlawanan dilahirkan. Alloh telah mentaqdirkan itu semua. Semoga kita bukan termasuk golongan yang menentang dan melawan Alloh dan Rosul-Nya.


Mereka terlahir dari penentangan terhadap perintah yang Haq. Mereka melalaikan inti ajaran para nabi dan rosul :

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Alloh (saja), dan jauhilah Thoghut itu’, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Alloh dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya..” (An-Nahl : 36)


Dosa terbesar yang dilakukan kubu penentang ini adalah kemusyrikan. Kebanyakan mereka melakukan kemusyrikan dengan ber-wala’ kepada musuh – musuh Alloh. Bentuk per-wala’an (loyalitas) itu ada banyak, diantaranya :

-          Berloyalitas dengan thoghut
-          Mengikuti dan ridho terhadap hukum kafir
-          Memusuhi kaum Muslim yang berada di atas Al-Haq
-          Menolak nashihat – nasihat dari kaum Mukmin yang membela Al-haq karenatidak sesuai dengan nafsu mereka


Itulah bentuk kemusyrikan mereka setelah diajak kepada kebenaran, sama halnya seperti bala tentara Tholut yang menolak diajak berperang (berjihad), mereka lebih suka duduk – duduk dan santai – santai setelah meneguk beberapa tegukan air sungai karena dahaga, padahal mereka dilarangnya. Akhirnya mereka menolak diajak berjihad dengan mengatakan : “Kami tidak kuat lagi pada hari ini melawan Jalut dan bala tentaranya.”


Sisa – sisa kaum Muslimin yang keluar dari perintah kebenaran semakin banyak. Jumlah mereka semakin membuih. Mereka yang pada awalnya berangkat bersama – sama ingin berjihad menegakkan kalimatulloh, di tengah perjalanan mereka disodorkan cara ‘lain’ agar bisa mengalahkan musuh. Kebetulan kaum Muslimin sedang kehausan akan kekhilafahan dan kemuliaan setelah sekian lama tidak meneguk dan merasakan manisnya naungan pemerintahan Islam. Seteguk demi seteguk mereka minum dan merasakan manisnya mengikuti sistem kafir.


Dan pada akhirnya mereka terbuai oleh sistem musuh yang mereka teguk sendiri. Tidak tanggung – tanggung yang mengikuti dan ridho terhadap sistem kafir jumlahnya banyak, bagaikan buih di lautan. Setelah kekembungan, mereka mengalami rasa kantuk dan malas yang teramat sangat untuk berjuang.


Inilah realita yang terjadi, secara tidak langsung, golongan Muslim yang besar ini menjadi penyokong pihak musuh untuk memerangi Kubu Muslimin yang membela Al-Haq dengan sebenar – benarnya pembelaan. Jumlah mereka sangat banyak, sebanyak jumlah tentara Tholut yang murtad dan tidak mau berjihad.


Rasulullah –shollallohu ‘alayhi wa sallam- bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian seperti menyerbu makanan di atas piring hidangan. Berkata seseorang shahabat : ‘Apakah karena sedikitnya (jumlah) kami waktu itu?’ Beliau bersabda: ‘Bahkan kalian pada waktu itu (berjumlah) banyak sekali, akan tetapi kamu seperti buih di atas air (yang mengair). Dan Alloh mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit al-wahn.’ Seseorang bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah al-wahn itu?’ Beliau bersabda: ‘Mencintai dunia dan takut (akan) kematian’”. (HR. Abu Dawud no. 4297. Ahmad V/278. Abu Na’im dalam Al-Hilyah)


Memang benar sabda baginda Rosul, kita telah dikerubuti oleh musuh – musuh Alloh dari segala arah. Ada yang siap menciduk kita dengan sendoknya, ada yang siap menusuk kita dengan garpunya, ada yang siap memotong kita dengan pisaunya, ada yang siap langsung menggit kita dengan gerahamnya dan ada yang siap mengacak – acak kita dengan tangannya. Kita bagaikan makanan di atas piring hidangan.


Ketika kondisi kita seperti makanan di atas piring hidangan, Alloh mencabut rasa takut dan gentar dari dada / hati musuh – musuh Islam. Sedangkan dari sebagian besar Muslim sudah mengalami penyurutan aqidah, ke-error-an petunjuk dan pendangkalan logika. Mereka lebih menyukai bermain – main dan bersenang – senang di atas istana kekafiran. Mereka disibukkan dengan ‘perjuangan khayalan’ yang dibuat – buat oleh musuh – musuh Alloh.


Ketika keadaan sudah sedemikian rupa, Alloh memasukkan virus al-wahn. Virus inilah yang membuat sebagian besar kaum Muslimin mencintai dunia (kekuasaan / jabatan) dan takut akan kematian (takut berjihad di jalan Alloh). Sehingga mereka menjadi makhluk oportunis yang dibentuk oleh musuh – musuh Alloh. Bisa dikatakan, golongan ini adalah robot-gedegnya kaum kafir yang menjadi musuh Alloh dan Rosul-Nya.


Kita sebut saja kubu / golongan ini sebagai kubunya para pendukung musuh Alloh. Kubu ini semakin hari semakin tidak segan – segan memperlihatkan kekafirannya. Mereka membantah habis – habisan nashihat yang diberikan dari kubu pembela Alloh dan Rosul-Nya dengan sebenar – benarnya pembelaan. Kubu ini pun membentuk jama'ah baru yang bersumber dari petunjuk syetan atau memperbaharui jamaah yang telah lama mengalami distorsi peralihan kepemimpinan.


“Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasung mereka berbuat ma`siat dengan sungguh-sungguh?” (Maryam : 83)


Semakin kuat dan solidnya jama'ah dalam kubu ini membuat mereka semakin angkuh dan liar. Kenapa liar ? karena kebingungan mereka akan petunjuk. Kebanyakan mereka memakai petunjuk dari mana saja tanpa menghiraukan kaidah – kaidah syar’iyyah. Bahkan, mereka juga berani memakai petunjuk dari lidah – lidah orang kafir yang sudah dicap menjadi perubah ayat – ayat Alloh.


Mereka mengesampingkan semua kaidah nawaqidhul imam (hal – hal yang membatalkan keimanan) yang sudah diterangkan oleh Al-Qur’an dan As-Sunnah, dan statemen – statemen fuqoha yang terpercaya. Ini adalah aqidah yang menyimpang!


Dari aqidah yang menyimpang ini, kubu ini melahirkan generasi – generasi yang error dan merekrut ulama’ – ulama penguasa (sepertinya mereka tidak pantas disebut Ulama’, mereka pantas disebut Umala yang berarti Agen) yang ‘cakap’ dan mampu berbicara di depan publik dengan berbagai retorika dan kedustaan, jika perlu kedustaan atas nama Alloh sekalipun.


Inilah mereka, kubu yang diagung – agungkan musuh – musuh Islam sebagai alat penghancur kubu pembela agama Alloh.


Sama – sama kubu kaum Muslimin, yang satu kubu pembela dengan sifatnya yang terus membela agama Alloh dan berjihad di jalan-Nya dengan status keimanan yang benar. Sedangkan kubu yang satunya, kubu penentang dengan sifatnya yang terus menentang dan melahirkan syubhat – syubhat baru dikalangan ummat dengan status mereka yang samar (bagi orang awam melihatnya masih Muslim, tapi di mata orang beriman sudah kafir).


Inilah kubu orang – orang munafik yang tanpa sadar / sadar telah menggadaikan keimanannya. Dan jama'ah yang mereka buat adalah bersumber dari bisikan syetan. Syetan – syetan ini menyuruh kepada mereka perkara yang munkar. Dan ujung dari kemunkaran itu adalah ber-wala’ dengan hukum thoghut yang mereka anut sebagai asas.


“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thoghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thoghut itu. Dan syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.” (An-Nisaa’ : 60)


Ibnu Katsir –rahimahulloh- berkata tentang ayat ini: “Ayat ini lebih umum dari semua itu, karena sesungguhnya ayat ini mencela semua orang yang menyeleweng dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dan berhukum kepada selain keduanya yang berupa kebathilan. Dan inilah yang dimaksud dengan thoghut itu disini.” (Tafsiir Ibnu Katsiir –Al-Qur’an Al-Azhiim-, jilid I / 519)


Apakah mereka mengalami kebutaan fisik hingga ayat ini tak kasat di mata mereka ? Mereka mengalami kebutaan hati. Meskipun matanya melihat, tapi hatinya mendustai, jadi tak terlihatlah apa – apa yang dilihat matanya. Maka dari itu, siapa saja yang berada di kubu yang pertama (Kubu Muslimin yang membela Al-Haq dengan sebenar – benarnya pembelaan) wajib menyerang jama'ah macam ini. Agar tak menjadi virus yang menjalar di generasi yang baru.

Atau, apakah mereka belum mengenal pendefinisian tentang thoghut ?

Ibnul Qoyyim –rahimahulloh- berkata: ”Thoghut adalah segala sesuatu yang disikapi oleh seorang hamba secara berlebihan berupa hal-hal yang diibadahi atau diikuti atau ditaati. Dengan demikian thoghut itu adalah orang yang dijadikan hakim oleh manusia selain Alloh dan RosulNya, atau yang mereka ibadahi selain Alloh, atau yang mereka ikuti tanpa berdasarkan keterangan dari Alloh atau yang mereka taati pada perkara-perkara yang mereka tidak mengetahui bahwa perkara tersebut merupakan ketaatan kepada Alloh. Inilah thoghut-thoghut yang berada di dunia ini, yang apabila engkau perhatikan thoghut-thoghut tersebut dan sikap manusia terhadapnya niscaya engkau melihat kebanyakan mereka berpaling dari ibadah kepada Alloh, lalu beribadah kepada thoghut dan dari berhukum kepada Alloh dan RosulNya menjadi berhukum kepada thoghut. Dan dari mentaati Alloh serta mengikuti RosulNya menjadi mentaati thoghut serta mengikutinya”. (A’laamu Al Muwaqqi’iin, jilid I / 50).

Tidak tahukah mereka tempat kesudahan mereka dimana ?


Mereka lupa akan ayat Alloh :
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (An-Nisaa’ : 145)


Inilah gambaran dari Kubu Muslimin yang melawan Al-Haq dengan sebenar – benarnya perlawanan. –semoga kita bukan termasuk dari kubu yang ini-



3.       Kubu Muslimin yang berada di tengah – tengah (tidak memihak)
Kubu ini adalah kubu masyarakat Muslim dari kalangan awam. Mereka tidak membentuk jama'ah, qiyadah dan harakah, mereka tidak terlalu menghiraukan pertempuran yang terjadi antara yang Haq vs yang Bathil. Karena kejahiliyahan (kebodohan) mereka akan ilmu ad-diin (agama). Maka dari itu, mereka memilih netral.


Kubu ini terlahir dari kebodohan akan ilmu agama dan pengajaran agama yang kurang bahkan tidak ada dari orang tua. Lahirnya kubu ini juga menjadi batu sandungan bagi kubu pertama yang membela Al-Haq. Dengan begitu kubu ini mudah untuk direkrut menjadi kubu penentang kebenaran, penentang perintah Tuhan. Karena kebodohan mereka teramat sangat akan ilmu agama, mereka mudah didoktrin dengan doktrin virus Liberalisme, Pluralisme dan Sekularisme. Karena syarat orang yang didoktrin oleh virus – virus tersebut yang berasal dari musuh – musuh Islam adalah harus kosong lebih dahulu dari pengaruh keagamaan. Sedang kubu netral ini sangat awam dengan perkara agama, itu sangat memudahkan musuh untuk melakukan pendoktrinan.


Kubu yang bersikap netral sama saja dengan kubu musuh, karena tidak ada sikap andil mereka terhadap pembelaan agama yang mulia ini.

Pada hari kiamat orang yang sadar akan menyadari dan orang yang menyesal akan menyesali, namun penyesalan tidak berguna lagi. Hanya ada dua jalan dan TIDAK ADA KENETRALAN. Satu kelompok (kubu) di syurga dan satu kelompok (kubu) lagi di neraka. , tentunya tidak sama.

Ali ibn Abi Tholib –radhiyallohu ‘anhu- pernah berkata : “ Netral diantara Haq dan Bathil adalah Bathil.”

Kenetralan dalam peperangan Haq vs Bathil pun dapat menyebabkan kemunafikan. –semoga kita bukan termasuk dari kubu yang ini-



Inilah penjabaran dari ketiga point penting yang harus kita ketahui. Diantara ketiga kubu ini hanya kubu pertama dan kedualah yang mempunyai jama'ah dan qiyadah. Yang pertama qiyadah yang berasal dan berpatokan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah dan qiyadah yang kedua berasal dan berpatokan pada bisikan syetan. Qiyadah yang kedualah yang menjadi musuh bersama kaum Mukminin yang membela agama Alloh dengan sebenar – benarnya pembelaan. Dan qiyadah yang kedua wajib dihancurkan.


Kenapa musti qiyadahnya yang dihancurkan ? karena qiyadah adalah kepala (inti) dari semua kesatuan. Bila inti dari kesatuan yang berasal dari syetan itu dihancurkan, maka akan mudah mengalahkan musuh dan para ‘bawahan’ dari suatu qiyadah akan mudah tersadar dari biusan musuh.


Untuk mengetahui itu berasal dari syetan atau dari Qur’an, lakukanlah tes terhadapnya. Jika banyak kemunkaran dan kemaksiyatan yang dilakukan, maka itu berasal dari syetan. Untuk mengetahui itu suatu kemunkaran atau bukan, perlu ilmu untuk menganalisanya. Jika kita belum mempunyai ilmu yang cukup untuk menganalisanya, maka tanyalah pada ahli Ilmu dan pendapat para Salafush Sholeh. Dengan begitu, kita akan mengetahui itu berasal dari Syetan atau dari Qur’an.


“dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Alloh agar kamu bertakwa.” (Al An’aam : 153)



Wassalamu ala manittaba’al Huda (Selamat dan sejahtera atas siapapun yang mengikuti petunjuk)




Syami Al-Fahmy
27 Rabia Tsani 1432 Hijra / April 1, 2011 A.D
Kota Fatahillah, Bumi Alloh
11.58 PM

Posted by Knights Of Masjid on 9:48 AM. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Menyerang Jamaah Syaithoniyyah (Jamaah Setan) Adalah Suatu Kewajiban"

Leave a reply