ILTIFAT
بسم الله الرحمن الرحيم
Seorang Kristiani bertanya : “Di dalam Al Qur’an sendiri Tuhan (Allah) memakai kata kami, berarti Tuhan itu tidak Esa donk ?”
JAWAB :
Contoh ayat :
“Sesungguhnya KAMI-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya KAMI benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr : 9)
Di dalam sebuah karya sastra sendiri, seperti puisi, pantun, suatu pengalihan bentuk pronominal dari orang pertama ke orang ketiga atau sebaliknya merupakan hal yang lazim sekali adanya. Silahkan tanya kepada para sastrawan Muslim maupun Kristen. Dan itu juga bisa menambah keindahan suatu bahasa, memberikan impresi tertentu atau mengirim pesan secara mendalam yang akan melahirkan sisi romantika tersendiri.
Di dalam bahasa Qur’an sendiri, pemindahan pronomina tersebut dinamakan ILTIFAT. Menurut definisi al Imam as Suyuti –rhm- :
“Memindahkan suatu kalimat dari suatu bentuk ke bentuk lain, ya’ni dari orang pertama, atau orang kedua atau orang ketiga, menjadi bentuk lain setelah menyebutkan (salah satu bentuk yang berbeda) pada awal (kalimat).”
(lihat kitab al Itqan fi Ulumil Qur’an, karya al Hafidz Jalaluddin as Suyuti juz 3, hal: 253)
Iltifat sendiri juga memiliki makna yang sangat khusus sesuai dengan konteks kalimat tersebut dan TIDAK mengandung usur pengaburan ayat seperti di dalam bible. Jadi, Al Qur’an dengan pronominanya mampu menyampaikan pesan – pesan yang luas dan menusuk ke jantung dan hati pendengarnya. SubhanaLLah
Di dalam Al Qur’an, tidak hanya elemen iltifat saja yang musti dipelajari, tapi juga ada majaz, tasybih, isti’arah, I’jaz, ithnab, musawat, iham, istikhdam, insijam dan lain sebagainya. Coba untuk Mely, pelajari dululah Islam secara benar, anda boleh tetap pada agama anda, ya silahkan, tapi ingat, perlu ilmu yang mendalam dan mendasar untuk mengkritik apa – apa yang anda mau kritik.
Di bible sendiri apakah ada elemen – elemen yang mengungkapkan keindahan bible ????
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), BUATLAH satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Alloh, jika kamu orang-orang yang benar.” (Al-Baqarah : 23)
Dan di dalam bahasa Arab, kata 'nahnu' (kami) bisa berupa penghormatan, dan juga melibatkan banyak pelaku, seperti pada ayat Al-Hijr di atas, Alloh Menjaga KEASLIAN Al-Qur'an melibatkan banyak pelaku penjaga, seperti para penghafal Al-Qur;an yang manghafalnya, malaikat yang menjaganya, dan Allah sendiri. Jadi Alloh melibatkan banyak pihak di dalam penjagaan Al-Qur'an, maka dari itu Alloh menempatkan kata 'nahnu' (Kami) di ayat tersebut.
Dan perhatikan firman Alloh yang satu ini,
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku" (Adz-Dzariyaat : 56)
Alloh TIDAK melibatkan siapapun dalam penciptaan jin dan manusia. Maka dari itu Alloh menyebutkannya dengan kata 'Aku' bukan 'Kami'.
Dan juga perhatikan ayat ini,
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi" (Al-Hajj : 22)
Alloh menyebutkan kata 'Kami' di dalam penciptaan manusia, di posisi ini, Alloh melibatkan banyak pihak, sepeerti ayah dan ibu kita yang melakukan pernikahan, lalu keduanya bergaul dan hamil, di dalam kehamilan tersebut ada dokter yang ikut menjaga bayi tersebut agar lahir dengan normal, hingga keluarlah manusia tersebut dari rahim. Berarti Alloh melibatkan banyak pihak dalam kelahiran seorang manusia. Dan pantaslah, Allah menyebutkan kata 'Kami' di situ.
Akhirul kalaam, saya mengajak anda untuk berIslam dan Taslim, niscaya anda akan selamat, jika tidak, sungguh adzab Alloh sangat pedih.
“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang TIDAK ADA perselisihan antara kami dan kamu, bahwa TIDAK kita sembah KECUALI Alloh dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Alloh." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Alloh).” (Ali Imran : 64)
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, JANGANLAH kamu berputus asa dari rahmat Alloh. Sesungguhnya Allah MENGAMPUNI dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (az Zumar : 53)
Wassalamu alaa manittaba’al Huda
Akhirul kalaam, saya mengajak anda untuk berIslam dan Taslim, niscaya anda akan selamat, jika tidak, sungguh adzab Alloh sangat pedih.
“Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang TIDAK ADA perselisihan antara kami dan kamu, bahwa TIDAK kita sembah KECUALI Alloh dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Alloh." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Alloh).” (Ali Imran : 64)
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, JANGANLAH kamu berputus asa dari rahmat Alloh. Sesungguhnya Allah MENGAMPUNI dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (az Zumar : 53)
Wassalamu alaa manittaba’al Huda
Posted by Knights Of Masjid
on 6:44 PM. Filed under
kristologi,
tanya jawab
.
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0.
Feel free to leave a response