|

Catatan Dari Penjara Seri 7 : Dinul Islam Wajib Diamalkan Secara Bersih (Bab Kepemimpinan wajib bersih dari kepemimpinan kafir dan sekuler (1) )

بسم الله الرحمن الرحيم


Dinul Islam Wajib Diamalkan Secara Bersih (Bab Kepemimpinan wajib bersih dari kepemimpinan kafir dan sekuler (1) )

Catatan dari penjara seri 7 redaksi menghadirkan kembali tulisan ustad Abu Bakar Ba’asyir,yang akan menguraikan tentang bagaimana kepemimpinan dalam islam wajib bersih dari kepemimpinan kafir dan sekuler.

Selamat menyimak (from : saveabb.com/red)


PIMPINANNYA WAJIB BERSIH DARI KEPEMIMPINAN KAFIR DAN SEKULER

Kepemimpinan adalah perkara penting yang dapat membawa kejayaan atau menjerumuskan orang yang dipimpinnya baik di dunia apalagi di akherat nanti. Banyak orang yang menderita di dunia karena kepemimpinan yang salah dan banyak pula orang yang masuk Neraka karena sewaktu hidupnya mengikuti pimpinan-pemimpin yang sesat.

Mereka sangat kecewa sehingga mengutuk pemimpin yang telah menjerumuskannya ke Neraka itu sedang pemimpin berkenaan tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolongnya, bahkan pemimpin-pemimpin itu menyalahkan pengikutnya mengapa dulu di dunia mau mengikutinya.

Ada pula pengikut yang meminta kepada Allah SWT agar melaknat pimpinannya yang menyesatkannya itu, padahal waktu di dunia pemimpin tersebut sangat dihormati dan dicintai. Ada beberapa ayat Al Quran yang mengisahkan penyesalan di akherat orang-orang yang keliru memilih pemimpin. Ayat-ayat tersebut antara lain:
 
Firman Allah SWT dalam surat Al Ahzaab ayat 66 – 68:
“Pada hari muka mereka berbolak balik dalam neraka mereka berkata; ‘Hai kiranya kami taat kepada Allah dan kami taat kepada Rasul’. Dan mereka berkata: ‘Ya Tuhan kami, sesunguhnya kami telah mengikuti pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka sesatkan kami dari jalan yang benar. Ya Tuhan kami datangkanlah kepada mereka adzab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar”. (Al Ahzaab : 66, 67, 68)


Keterangan:
Ayat-ayat tersebut diatas menerangkan betapa besarnya penyesalan dan kemarahan rakyat yang disesatkan oleh pemimpin mereka ketika di dunia. Waktu di dunia pemimpin tersebut mereka hormati dan mereka cintai karena pandainya menjanjikan kekayaan dan kemewahan dunia, tetapi mereka menyesatkan dari jalan Allah. Maka setelah sama-sama menjumpai siksa di akhirat, ketua-ketua mereka itu dikutuk dan didoakan agar disiksa dua kali ganda. Inilah akibat orang-orang yang memilih pemimpin tanpa mengikuti tuntutan Allah dan Rasul Nya.

Firman Allah SWT dalam surat Ibraahiim ayat 21:
“Dan mereka semuanya (di padang mahsyar) akan berkumpul menghadap kehadiran Allah, lalu berkatalah orang-orang yang lemah kepada orang-orang yang sombong: ‘Sesungguhnya kami dahulu adalah pengikut-pengikutmu, maka dapatkah kamu menghindarkan dari pada kami azab Allah (walaupun) sedikit saja?’ Mereka menjawab: ‘Seandainya Allah memberi petunjuk kepada kami, niscaya kami dapat memberi petunjuk kepadamu. Sama saja bagi kita apakah kita mengeluh atau bersabar, sekali-kali kita tidak mempunyai tempat untuk melarikan diri”. (Ibraahiim : 21)


Keterangan:
Ayat tersebut diatas menerangkan bahwa karena gelisahnya menyaksikan adzab ketika mereka di himpun di Mahsyar, maka mereka meminta bantuan kepada pemimpin mereka yang sesat itu dan pemimpin berkenaan tidak dapat berbuat apa-apa sedikitpun untuk meringankan penderitaan barang sedikit, akhirnya penyesalannnya yang mereka jumpai. Inilah akibat mengikuti pemimpin tanpa ada dasar dari bimbingan Allah dan Rasul Nya.

(lihat keterangan dalam Tarjamah Tafsir Ibnu Katsir, juz IV dan VI, pustaka Imam Assyafii)
Firman Allah SWT dalam surat Saba’ ayat 31, 32 dan 33:

“Dan orang-orang Kafir berkata: ‘Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Quran ini, dan tidak pula kepada kitab yang sebelumnya. Dan alangkah hebatnya kalau kamu lihat ketika orang-orang yang zalim itu dihadapkan kepada Tuhannya, sebahagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain; orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: ‘Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi orang-orang yang beriman” (Saba : 31)

Firman-Nya lagi:
“Orang-orang yang meyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: “Kamikah yang telah menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu? Tidak, sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa” (Saba’ : 32)

Firman-Nya lagi:
“Dan orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: ‘Tidak, sebenarnya tipu dayamu di waktu malam dan siang yang menghalangi kami, ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi Nya’. Kedua belah pihak menyatakan penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu dileher orang-orang yang Kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa yang mereka kerjakan”. (Saba’ : 33)


Keterangan:

Yang dimaksud orang-orang yang dianggap lemah dalam ketiga ayat tersebut adalah para pengikut / rakyat jelata, adapun yang dimaksusd orang-orang yang menyombongkan diri adalah para pemimpin dan para pembesar. Dalam ketiga ayat tersebut jelas diceritakan perbantahan antara pemimpin dan rakyatnya atau pengikutnya karena pengikutnya merasa menyesal setelah menyadari bahwa selama di dunia mereka disesatkan oleh pembesar dan pemimpin yang mereka ikuti dan mereka menyalahkan pemimpin yang mereka ikuti itu, tetapi sebaliknya pemimpin yang sesat dan telah menyesatkan pengikutnya itu berbalik menyalahkan pengikutnya, mengapa mereka mau mengikuti ajakan dan kepemimpinannya akibatnya kedua-duanya menyesal.

Inilah akibat dari pada memilih pemimpin yang tidak mengikuti petunjuk Allah SWT dan Rasul Nya.

Firman Allah SWT dalam surat Al Furqaan ayat 27, 28 dan 29:
“Dan ingatlah hari ketika orang yang dholim itu menggigit dua tangannya seraya berkata: ‘Aduhai kiranya dulu aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku kiranya aku dulu tidak menjadikan si Fulan jadi teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran telah datang kepadaku. Dan Syeitan itu tidak akan  menolong manusia” (Al Furqaan 27, 28 dan 29)


Keterangan:
Ayat ini menerangkan penyesalan yang mendalam dari orang-orang dholim karena menjadikan teman akrab / pemimpin orang sesat, selain Rasul dan orang-orang ber-Iman. Dan mereka baru merasa bahwa telah disesatkan oleh teman dan pemimpinnya itu. Tetapi penyesalan itu tiada guna bahkan merupakan siksa bathin.

Firman Allah SWT dalam surat Huud ayat 96, 97 dan 98:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Musa dengan tanda-tanda kekuasaan Kami dan mukzizat yang nyata, kepada Firaun dan pemimpin-pemimpin kaumnya, tetapi mereka mengikuti perintah Firaun, padahal perintah Firaun sekali-kali bukanlah perintah yang benar. Ia berjalan dimuka kaumnya dihari Kiamat lalu memasukkan mereka kedalam Neraka. Neraka itu seburuk-buruk pemberian yang diberikan”. (Huud 96,97 dan 98)


Keterangan:
Ayat tersebut diatas menerangkan bahwa pengikut / rakyat pada umumnya sangat mudah dipengaruhi dengan ajaran-ajaran sesat, sehingga mengikuti perintah dan ajakan pemimpin sesat yang akan memasukkannya ke Neraka.

Posted by Knights Of Masjid on 6:13 PM. Filed under , . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Catatan Dari Penjara Seri 7 : Dinul Islam Wajib Diamalkan Secara Bersih (Bab Kepemimpinan wajib bersih dari kepemimpinan kafir dan sekuler (1) )"

Leave a reply

Recently Commented

Recently Added

Popular Posts