Waspada, Ada Pengajian Lintas Agama !
بسم الله الرحمن الرحيم
Apa yang dimaksud “Pengajian Lintas Agama” ?
Pengajian lintas agama adalah suatu pengajian yang diselenggarakan oleh sebuah kelompok yang mengusung panji – panji Kebebasan beragama yang kebablasan (LIBERALISME), Penyatuan seluruh agama – agama (PLURALISME) dan Pemisahan antara agama dan negara (SEKULARISME). Kelompok ini mengadakan suatu pengajian / kajian / seminar yang mengundang para tokoh pembicara dari semua agama (Islam, Kristen, Katholik, Hindhu, Budha bahkan juga bisa mengundang tokoh – tokoh aliran sesat dari Ahmadiyah, Lia ‘Edan’ dan lain – lain).
Pengajian ini biasanya diadakan seminggu sekali atau sebulan sekali di sebuah aula atau di tempat yang sudah disediakan juga bisa diselenggarakan oleh stasiun TV. Mereka jarang atau bahkan tidak pernah mengadakannya di masjid – masjid. Jika mereka mengadakan pengajian ini di Masjid – masjid, pastilah akan dianggap sebagai pengajian yang menyimpang, karena yang diajarkan juga menyimpang dari agama Islam yang lurus.
Apa tujuan “Pengajian Lintas Agama” ?
Semua ummat Islam yang masih berada di jalan yang lurus yang mengambil ilmu dari Ulama’-Ulama’ terdahulu telah sepakat, bahwa tujuan besar pengajian lintas agama adalah membuat ummat Islam semakin jauh dari agamanya atau dengan kata lain untuk membunuh aqidah kaum Muslimin satu per satu.
Kenapa mereka dianggap membunuh aqidah ummat Islam ?
1. Di dalam pengajian tersebut, menyuarakan penyatuan seluruh agama, para pembicara mengajarkan bahwa semua agama adalah sama dan semua penganut agama pasti masuk sorga. Dengan kata – kata yang meyakinkan, apalagi sang pembicara mempunyai gelar professor doktor, masyarakat Muslim awam yang mendengarkan mudah saja langsung percaya. Dengan kepercayaan barunya, maka hilanglah aqidah (titik keyakinan) nya. Karena Alloh berfirman :
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Alloh HANYALAH Islam.” (Ali ‘Imran : 19)
Jika semua agama benar dan semua penganutnya masuk sorga, Maka Alloh dianggap Telah Berdusta, karena Alloh berfirman :
“Alloh mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang kafir dengan NERAKA Jahannam, MEREKA KEKAL DI DALAMNYA. Cukuplah neraka itu bagi mereka, dan Alloh mela'nati mereka, dan bagi mereka adzab yang kekal.” (At-Taubah : 68)
Apakah Alloh berdusta dengan kata – katanya seperti yang telah mereka katakana ??? laknat Alloh kepada siapapun yang mendustai Alloh.
Dan apakah semua penganut agama pasti masuk sorga, padahal telah jelas firman Alloh Tuhan kita yang selama ini kita sembah ?
2. Di dalam pengajian tersebut juga diajarkan mengamalkan agama secara bebas. Saking bebasnya, pengajian ini menganggap ibadah kepada tuhan boleh dilaksanakan dan boleh juga tidak dilaksanakan, bebas semau kita. Mau sholat atau tidak sholat, bebas. Mau zakat atau tidak zakat, bebas. Mau puasa atau tidak puasa pun bebas. Bebas tanpa batas. Bagi mereka, jika ibadah yang kita lakukan adalah suatu kewajiban berarti itu adalah suatu pengekangan. Kewajiban adalah suatu pengekangan hak asasi manusia.
Jika sholat adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan ummat Islam, berarti bagi mereka kewajiban sholat adalah suatu pengekangan yang mengekang hak asasi manusia untuk tidak sholat. Mereka menjadikan Hak Asasi Manusia (HAM) sebagai dalil mereka untuk menyesatkan ummat. Mereka sengaja melupakan akan Kewajiban Asasi Manusia (KAM) kepada Tuhan.
Padahal Alloh telah berfirman,
“Dirikanlah sholat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula sholat) subuh. Sesungguhnya sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).” (Al-Israa’ : 78)
Di ayat itu ada perintah “dirikanlah”.Berarti suatu kewajiban yang musti dijalankan. Tapi oleh kaum liberal penyelenggara pengajian lintas agama firman Alloh dibuang dan dianggap tidak ada.
Dari Ibunda ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- berkata, Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mengada-adakan (perkara baru) dalam urusan (agama) kami ini, maka hal itu tertolak.” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat yang lain –Rasulullah- bersabda, “Barangsiapa mengerjakan suatu amalan tanpa ada dasar dari urusan (agama) kami, maka ia tertolak.”
Pengajian lintas agama mengajarkan hal – hal yang baru dan menyelisihi syari’at. Maka ajaran itu jika diamalkan, ia TERTOLAK dan TIDAK DITERIMA ALLOH. Apalagi mengubah – ubah ajaran Alloh. Na’udzubillahi min dzalik.
3. Di dalam pengajian itu juga mengajarkan tidak boleh adanya campur tangan agama di dalam urusan bernegara. Meskipun negara ini bukan negara yang berdasarkan pada landasan agama. Akan tetapi mayoritas penduduk negara ini adalah orang – orang yang beragama. Bahkan para pejuang yang merebut bangsa ini dari tangan penjajah kafir adalah para Ulama’ dan santri – santrinya. Jadi sungguh sangat pengkhianat jika agama tidak boleh ikut campur dalam urusan negara.
Alloh Ta’ala telah berfirman di dalam kitabnya yang mulia,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu..” (Al-Ahzab : 21)
Di ayat ini Alloh menyebut “pada (diri) Rasulullah” bukan “pada sholatnya Rasulullah” atau “pada zakatnya Rasulullah”. Jadi, apapun yang terdapat di dalam diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang patut kita ikuti dan amalkan selaku ummat Rasulullah –shollallohu ‘alayhi wa sallam-. Bukan hanya sholatnya Rasulullah yang kita ikuti, tapi zakatnya, hajinya, jihadnya, kehidupan dalam membangun rumah tangganya, sampai kehidupan bernegaranya Rasulullah juga wajib kita ikuti. Bagaimana rasul membangun sebuah peradaban, membangun sebuah negeri yang aman – tentram dan diridhoi Alloh.
Nah, hal – hal yang semacam inilah yang ingin dijauhkan dari ummat Islam oleh pengajian lintas agama tersebut. Mereka mencoba menjauhkan kita dari agama kita. Dan mencoba mendekatkan kita dengan agama model baru yang direstui kaum liberal yang minoritas.
4. Pengajian lintas agama juga mengkaburkan syari’at halal dan haram. Mereka juga mendoktrin para peserta yang muslim agar tidak lagi memakai syari’at halal dan haram. Bagi mereka, para peserta dibolehkan mengkonsumsi daging anjing, babi, bangkai, meminum miras, narkoba, judi, penistaan agama dan lainnya. Karena ideologi kebebasan (liberalisme) yang mereka anut, mereka membebaskan para peserta muslim mengkonsumsi barang – barang haram dengan berbagai dalil.
“Sesungguhnya Alloh hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Alloh” (Al-Baqarah : 173)
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamr (miras) dan judi. Katakanlah: ‘Pada keduanya terdapat dosa yang besar..’” (Al-Baqarah : 219)
Bukan hanya mengkonsumsi barang haram saja yang diperbolehkan, bahkan perkawinan sejenis pun diperbolehkan. Salah satu tokohnya pernah berkata, “poligami haram dan kawin sejenis boleh”. Bukankah ini menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang telah dihalalkan Alloh ?
Tidak sampai disitu, bagi mereka penistaan agama adalah suatu ekspresi seni jiwa seseorang. Bayangkan, orang menistakan agama orang. Contoh, si A merobek Al-Qur’an di hadapan si B yang Muslim. Lalu si B yang Muslim marah dan memukul si A yang merobek Al-Qur’an. Bagi kelompok liberal yang menyelenggarakan pengajian lintas agama, si A telah mengekspresikan seni jiwanya dalam suatu kebebasan berpendapat, tapi si B dianggap telah membuat keonaran dan tindakan anarkis main hakim sendiri.
Ini adalah suatu kecacatan dalam berfikir dan kerusakan akal yang high level. Keadaan manusia liberal yang seperti ini pastilah memiliki keERRORan tingkat tinggi di dalam jaringan otaknya.
Padahal jika mau mengikuti sirah nabi (sejarah nabi), sudah jelas siapapun yang menistakan agama maka hukumannya adalah mati. Pernah terjadi penghinaan terhadap seorang muslimah di pasar Ukaz (pasar Yahudi). Si muslimah sedang membeli barang dagangan, tiba – tiba ada yahudi bani Qainuqa usil yang mengikatkan jilbab si muslimah ke kayu. Spontan jika muslimah pergi, tertariklah jilbabnya dan lepaslah jilbabnya yang menyebabkan terbukalah auratnya (wajahnya hingga leher). Kebetulan, ada seorang muslim yang melihat kejadian ini, lalu dipukullah yahudi yang iseng tadi dan pada akhirnya dibunuh. Sampai – sampai si muslim tadi dikeroyok yahudi bani Qainuqa satu pasar sampai mati sebagai pembalasan pembunuhan terhadap kawannya yahudi iseng itu.
Sampailah berita pembunuhan kepada Nabi, seketika itu pula Nabi langsung memimpin pasukan perang untuk memerangi yahudi bani Qainuqa tersebut.
Lihatlah dan simaklah, inilah sikap yang seharusnya dikedepankan ummat Islam untuk menghadapi penistaan agama. Penista = Dibunuh!
Tapi, kaum liberal mencoba menyelewengkan dan menghapus sejaran nabi Muhammad –shollallohu ‘alayhi wa sallam-. Maka berhati – hatilah!
5. Pengajian lintas agama juga mengajarkan ilmu filsafat yang telah diharamkan oleh Ulama’-Ulama’ terdahulu. Mereka menyatakan berdasarkan akal bahwa agama adalah suatu dogma yang dibuat – buat oleh manusia. Di dalam ilmu filsafat, akal adalah satu-satunya sumber dalil (petunjuk) yang tertinggi. Jadi, jika akalnya rusak, maka rusaklah pemikiran dan dalil-dalilnya.
Padahal, di dalam Islam, akal diposisikan di urutan kedua setelah wahyu. Begitu wahyu turun, akal-lah yang membenarkannya berdasarkan wahyu tersebut. Bukan serta – merta akal menjadi satu – satunya sumber rujukan menafsirkan wahyu.
Imam Syafi ‘i pernah berkata, “Tidak ada yang lebih aku benci daripada ilmu kalam (filsafat) dan ahlinya”.
Saya sendiri pernah belajar mata kuliah Filsafat Ilmu, karena dimasukkan ke dalam kurikulum perkuliahan. Dosen yang menerangkan filsafat pun sering beradu argumen dengan saya. Semua argumentasinya berdasarkan akal dan hati nurani. Tidak ada satupun ayat yang disitir meskipun ia seorang Muslim dan hafal beberapa ayat. Sampai pada akhirnya, akalnya mematikan hujjah (argumentasi) nya sendiri, karena dikalahkan oleh wahyu Ilahi. Memang, di dalam filsafat lebih mememingkan aspek rasionalisme di satu sisi dan empirisme di sisi yang lain, akan tetapi akal insani mendominasi lebih banyak ketimbang wahyu Ilahi. Maka dari itu, mereka yang mengajarkan filsafat lebih banyak mengkritisi wahyu Ilahi (Al-Qr’an) ketimbang akalnya sendiri yang penuh dengan cacat, cela dan kekurangan.
Seharusnya peran Wahyu Ilahi di atas Akal Insani. Sehingga keduanya bisa saling berjalan seiringan.
6. Pada intinya, pengajian lintas agama mengajarkan bahwa :
a. Tuhan hanya Mitos (Takhayyul)
b. Masalah Ghoib adalah Mitos
c. Agama hanyalah produk Budaya dan Sejarah
d. Semua Kitab Suci adalah buatan manusia
e. Semua agama sama dan benar
f. Iman dan Kafir hanya merupakan pilihan hidup
g. Taat dan Ma’siyat harus sama diberi ruang
h. Manusia memiliki kebebasan mutlak
i. Hak asasi manusia di atas segalanya
j. Aliran sesat hanya perbedaan penafsiran
k. Murtad adalah kebebasan beragama
l. Atheis adalah kebebasan berkeyakinan
m. Setiap orang BEBAS untuk mengaku nabi
n. Poligami HARAM, karena Syariat Syahwat
o. Homo – Lesbi BOLEH, karena hanya orientasi seksual biasa
p. Perkawinan sejenis HARUS dilegalkan
q. Pria dan Wanita sama dalam segala hal
r. Syariat Islam bias gender
s. Syariat Islam pemasung kebebasan
t. Syariat Islam diskriminatif
u. Syariat Islam tidak relevan
v. Syariat Islam sudah kadaluwarsa
w. Syariat Islam harus dimodernkan
x. Penerapan Syariat Islam adalah ancaman
y. Agama harus dipisah dari urusan Negara
z. Dll.
Dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa pengajian lintas agama adalah pengajian yang mencetak ORANG – ORANG YANG ANARKIS PEMIKIRAN, PERUSAK AGAMA dengan mengatas-namakan agama, MUSUH Syariat Islam, PREMAN INTELEKTUAL, KORUPTOR DALIL dan MANIPULATOR HUJJAH, serta TIDAK DIRAGUKAN lagi sebagai ANTEK IBLIS!!!
Kenapa mereka mengadakan pengajian lintas agama ?
Memang, ada hal yang terselubung di sini, patut kita tahu bahwa Amerika Serikat pasca tumbangnya Uni Soviet mempunyai musuh terakhir yang sulit ditumbangkan, yaitu ideologi Islam dan kaum Musliminnya. Islam dan kaum Muslimin dianggap sebagai musuh bersama setelah musuh pertama (Uni Soviet) kalah di Perang Dunia II.
Kekalahan itu tidak membuat AS bisa tidur tenang, karena ada kelompok yang dianggap kecil menginginkan penegakan negara Islam di wilayahnya. AS merasa ketakutan, jika negara Islam berdiri berarti ideologi AS yaitu demokrasi tidak diterima. Jika negara Islam berdiri maka AS tidak bisa menggenggam dunia seutuhnya. Jika dunia tidak bisa dipegang/dikendalikan seutuhnya, berarti AS bukanlah negara adikuasa yang selama itu didengung – dengungkan masyarakat global. AS pun melancarkan serangan ke negara Islam itu yang menolak sistem demokrasi Amerika.
Sampai detik ini AS terus melancarkan serangan kepada siapapun yang menolak demokrasi Amerika. Karena, hanya dengan demokrasilah AS bisa mencengkram negara – negara lain di bawah tekanannya.
Penyerangan AS terhadap kaum Muslimin tidak hanya berupa peyerangan fisik saja tapi juga mereka menyerang lewat ideologi seperti memaksa penghuni suatu negeri agar memakai ideologi demokrasi, menina-bobokan orang – orang awam agar tidak terlalu ikut campur dengan politik kebijakan Barat yang dikuasai oleh AS.
Sampai – sampai orang – orang Islam yang menyuarakan syari’at Islam pun ikut dibungkam agar tidak berteriak – teriak menginginkan penegakkan syari’at Islam.
Bagaimana cara AS membungkam mulut AS ?
Ada 2 cara : Cara kasar dan cara halus.
Adapun cara kasar, AS mengirimkan tentaranya untuk membantai mereka – mereka yang teriak – teriak anti Amerika dan penegakkan syari’at Islam. AS membantai baik sipil maupun militer yang mendukung penegakkan syari’at Islam.
Sedangkan cara halus, AS mengirimkan duta kerjasama dengan pesantren – pesantren modern ataupun tradisional agar para santrinya yang jenius tentang masalah keagamaan di-beasiswa-kan ke AS untuk belajar ilmu agama. Mereka tidak di-beasiswa-kan ke Makkah, Madinah, Mesir, Yaman maupun negara – negara yang memang di sana tempatnya keilmuan Islam. Tapi mereka dididik tentang Islam di AS oleh professor – professor Yahudi dan doktor – doktor Nasrani. Intinya mereka dididik tentang Islam oleh orang – orang kafir yang membenci Islam dan kaum Muslimin.
Untuk apa ? untuk menghancurkan aqidah – aqidah para santri ataupun mahasiswa yang jenius tentang masalah agama supaya kejeniusan mereka diubah tujuannya dari menjaga Islam menjadi menhancurkan Islam.
Jika mereka ke luar negeri masih membawa aqidah yang benar dari pesantren, sepulangnya mereka dari luar negeri aqidah mereka sudah lenyap dihancurkan oleh dosen – dosen Yahudi dan Nasrani di AS.
Dan tawaran beasiswa ke Barat ini bukan hanya ditawarkan ke pesantren – pesantren, tapi juga ke universitas – universitas Islam negeri maupun swasta yang berhaluan Islam tradisional, modern maupun konservatif.
Inilah cara halus Amerika yang sangat licik, picik dan kejam yang pada akhirnya melahirkan cendekiawan – cendekiawan muslim liberal, plural, sekuler dan moderat yang bertujuan untuk mengacak – acak ajaran Islam baik intinya maupun kulitnya. Dan dari titik inilah para cendekiawan itu mulai mendapatkan gaji dari AS. Selama ia masih ‘istiqomah’ mengacak – acak ajaran Islam, selama itu pula aliran dollarnya mengalir terus.
Dari situlah munculnya pengajian – pengajian / seminar – seminar / kajian – kajian lintas agama, bahkan kadang mereka mengemasnya dengan dialog lintas agama yang disuatu kesempatan mengundang dan mengadu argumentasi dengan kaum Muslim yang lurus, tapi dikesempatan lain menyindir, mencela bahkan menghina kaum Muslim yang masih lurus dan istiqomah.
Alloh ‘Azza wa Jalla telah memberitahukan kita 15 abad yang lampau :
“Mereka ingin memadamkan cahaya Alloh dengan mulut (tipu daya) mereka, tetapi Alloh (justru) menyempurnakan cahaya-Nya, walau orang-orang kafir membencinya. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.” (Ash-Shoff : 8 – 9)
Lalu, bagaimana cara menghentikan ajaran mereka ?
Sebetulnya, nabi kita Muhammad –shollallohu ‘alayhi wa sallam- sudah memberikan cara yang ampun untuk menghentikan mereka. Yaitu diperangi dengan senjata. Seperti Nabi memerangi kaum Munafik dan Zindiq, memerangi Al-Aswad Al-Ansi, juga tindakan Abu Bakar memerangi pembangkang zakat, Muasailimah, dll. Akan tetapi cara itu untuk saat ini rasanya agak sulit dan riskan diterapkan karena banyak faktor penghambat, terutama dari situasi dan kondisi.
Cara yang tepat untuk mengcounter ajaran mereka saat ini diantaranya, memberikan pemahaman yang lurus kepada kaum Muslim, khususnya yang awam bahwa kaum Liberal bukan kaum Islam dan pengajian lintas agama adalah pengajian sesat dsb. Memberikan pemahamam tentang mereka banyak caranya, yang mampu di media bisa menulis atau menyiarkan juga mengkabarkan tentang kejahatan mereka di media. Yang mampu di lingkungan pendidikan bisa menjelaskan kepada murid, guru, dosen ataupun teman – temannya tentang kejahatan mereka bisa lewat perbincangan, seminar, tulisan, bulletin, buku saku atau yang lainnya.
Jadi, menyebarkan tentang kejahatan, kefasikan dan kemunafikan mereka adalah suatu kewajiban yang harus dilaksanakan bagi yang sudah mengetahuinya. Tidak boleh tidak.
Apa hukumnya mengikuti pengajian lintas agama ?
Hadirnya mereka – meraka (orang munafiq) yang menyelenggarakan pengajian lintas agama menambah runam dan suburnya kemunafikan. Dengan adanya mereka, maka Islam semakin diacak – acak juga diberikan stigma buruk dan ummat Islam semakin dipinggirkan. Karena di dalam perkataannya tentang keislaman mereka menyuarakan / mengajarkan :
a. Tuhan hanya Mitos (Takhayyul)
b. Masalah Ghoib adalah Mitos
c. Agama hanyalah produk Budaya dan Sejarah
d. Semua Kitab Suci adalah buatan manusia
e. Semua agama sama dan benar
f. Iman dan Kafir hanya merupakan pilihan hidup
g. Taat dan Ma’siyat harus sama diberi ruang
h. Manusia memiliki kebebasan mutlak
i. Hak asasi manusia di atas segalanya
j. Aliran sesat hanya perbedaan penafsiran
k. Murtad adalah kebebasan beragama
l. Atheis adalah kebebasan berkeyakinan
m. Setiap orang BEBAS untuk mengaku nabi
n. Poligami HARAM, karena Syariat Syahwat
o. Homo – Lesbi BOLEH, karena hanya orientasi seksual biasa
p. Perkawinan sejenis HARUS dilegalkan
q. Pria dan Wanita sama dalam segala hal
r. Syariat Islam bias gender
s. Syariat Islam pemasung kebebasan
t. Syariat Islam diskriminatif
u. Syariat Islam tidak relevan
v. Syariat Islam sudah kadaluwarsa
w. Syariat Islam harus dimodernkan
x. Penerapan Syariat Islam adalah ancaman
y. Agama harus dipisah dari urusan Negara
z. Dll.
Karenanya, Pengajian Lintas Agama adalah HARAM, BID’AH dan BATHIL bagi ummat Islam.
“Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti.” (Al-Munafiquun : 3)
Siapapun yang mengikutinya dengan sengaja, maka ia termasuk golongan yang mengacak – acak Islam dan menghancurkan aqidah juga moral kaum Muslimin.
“Barangsiapa yang menyerupai satu kaum berarti termasuk golongan mereka." (HR. Abu Daud dan Ahmad)
“Barangsiapa menimbulkan sesuatu yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan dari ajarannya maka tertolak.” (HR. Bukhari)
Bahkan Arfajah Ibnu Syuraih -radhiyallohu 'anhu- berkata: Aku mendengar Rasulullah -Shollallohu 'alayhi wa Sallam- bersabda: "Barangsiapa datang kepadamu ketika keadaanmu bersatu, sedang ia ingin memecah belah persatuanmu, maka bunuhlah ia." (HR. Muslim)
Mereka membuat pengajian lintas agama ini ingin memecah belah persatuan ummat Islam, sengaja mereka membuat ummat Islam menjadi 2 golongan, golongan yang memihak mereka (munafiq) dan golongan yang menyelisihi mereka menurut Kitabulloh dan Sunnah Rasul-Nya (Mukmin yang lurus).
Jika ummat Islam sudah terpecah, maka mereka anggap konsentrasi ummat akan terpecah dan tidak lagi menyuarakan penegakkan syari’at Islam. Mereka melupakan Alloh, padahal Alloh melindungi ummat Islam yang lurus. Alloh sendiri telah berfirman jauh – jauh hari :
“Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari.” (An-Naml : 50)
Mereka ingin berbuat makar (jahat). Padahal Alloh juga telah membuat makar untuk mereka, tetapi mereka tidak tau karena mata hati mereka telah ditutup Alloh.
Dan, ini adalah rangkaian peperangan antara yang Haq (kebenaran di pihak Alloh) dengan yang Bathil (kebathilan di pihak syetan). Peperangan ini tidak akan berhenti sampai hari Kiamat, karena ini sudah menjadi Sunnatulloh. Ummat Islam tidak boleh tutup mata dan menafikkan adanya peperangan ini. Dari zaman Nabi Adam, Iblis sudah memusuhi anak manusia yang berada di jalan yang lurus. Sampai detik ini, peperangan itu terus berlanjut, dengan berbagai cara, berbagai tektik dan berbagai tokoh telah dikeluarkan untuk ikut serta di dalam peperangan antara yang Haq melawa yang Bathil. Tapi yakinlah, Al-Haq pasti menang mengalahkan Al-Bathil.
“Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang bathil dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Tuhan mereka. Demikianlah Alloh membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka.” (Muhammad : 3)
“Dan barangsiapa mengambil Alloh, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Alloh itulah yang pasti menang.” (Al-Ma’idah : 56)
Agama ini pasti akan menang, sesuai dengan janji-Nya. Lantas kapan peperangan ini berakhir ? Peperangan berakhir jika dunia telah hancur, atau peperangan berakhir bagi kita secara individu jika kita telah wafat. Selama masih hidup, pertarungan antara yang haq vs yang Bathil akan menjadi abadi.
Maka dari itu, sebarkanlah tulisan (artikel) ini sebagai wujud partisipasi anda mendukung kebenaran yang berasal dari Alloh. Dan semoga kita dijauhi dari pemikiran – pemikiran yang buruk dan busuk yang justru menghancurkan aqidah kita sendiri. Amiin.
(SAF)
15 Rabia II 1432 Hijra / 20 March 2011 A.D