|

Media Muslim vs Media Kafir


بسم الله الرحمن الرحيم


Setiap manusia membutuhkan informasi. Setiap manusia membutuhkan kabar, kabar baik maupun kabar buruk. Di era globalisasi dengan kemajuan IPTEK dan komunikasi begitu cepat. Dampaknya pun beragam.


Pada akhirnya, dampak globalisasi itu membawa 2 efek : efek baik dan efek buruk. Lantas, bagaimana efek dari globalisasi terutama masalah komunikasi dan penyebaran informasi di kalangan ummat Islam ?


Ummat Islam sedang dihadapkan oleh peperangan yang sangat besar, sengit dan berkelanjutan. Di dalam peperangan ini, media komunikasi dan penyebaran informasi sangatlah dibutuhkan sebagai senjata terampuh untuk melemahkan musuh. Bahkan musuh – musuh Islam pun sangat mengetahui bahwa fungsi media sangat banyak untuk melumpuhkan kekuatan kaum Muslimin. Baiklah, kita sebut saja media komunikasi dan penyebaran informasi yang memusuhi Islam adalah MEDIA KAFIR yang dihuni oleh Barat dan sekutu, sedangkan pengendalinya adalah Zionis internasional yang memakai tangan – tangan Salibis untuk melumpuhkan image ummat Islam.



  1. A.      Mengenal Media Kafir

Sebelum kita mengulas lebih jauh, kita perlu tahu, apa tugas media Barat guna menghadapi kaum Muslimin :
  1. Memfitnah Islam dan ummat Islam dengan segala berita yang memojokkan
  2. Membantah (kontra) Islam dan ummat Islam dengan berbagai cara
  3. Menyiarkan dan memberitakan apa pun yang dilihat buruk oleh masyarakat dunia tentang dunia Islam
  4. Memepralat kaum Muslimin yang awam agar menjadi budak dan mengikuti kemauan media kafir via berbagai macam program yang  merusak aqidah Islam

Itulah tugas besar yang diemban media kafir untuk melawan Islam dan kaum Muslimin. Mereka ingin berbuat makar, tapi sebaik – baik pembuat makar adalah Alloh Azza wa Jalla.


“Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar padahal di sisi Alloh-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.” (Ibrahim : 46)


“Dan merekapun merencanakan makar dengan sungguh-sungguh dan Kami merencanakan makar (pula), sedang mereka tidak menyadari.” (An-Naml : 50)


Media ini bersifat selalu memberitakan berita – berita yang menyudutkan Islam dan kaum Muslimin. Bahkan tak jarang diantara mereka memainkan taktik ‘Jazz Journalism’ (membesar – besarkan berita yang menyudutkan) dengan cara menembak terus – terusan otak dan pemikiran penonton dengan berita – berita yang menggeggerkan dan meresahkan. Berita itu terus dibesar – besarkan dengan tujuan agar yang menjadi ‘terdakwa’ di dalam pemberitaan hancur sehancurnya. Biasanya ‘Jazz Journalism’ untuk ummat islam mengarah kepada berita pengeboman, peledakan dan terorisme.


Mereka (media kafir) membuat masyarakat awam menjadi ketakutan yang teramat sangat dengan kelompok Islam, karena pemberitaan yang ditembakkan terus menerus sama seperti pendoktrinan pemberitaan jahat tanpa ‘Check & ReCheck’.


Inilah taktik terdepan yang dimainkan oleh media kafir dan kroni – kroninya yang tersebar di seluruh mancanegara. Maka dari itu kita wajib waspada terhadap berbagai media yang sering menyudutkan Islam dan ummat Islam.


Selain taktik ‘Jazz Journalism’ media kafir juga sering menggunakan taktik ‘Reverse Psychology’ (Psikologi Terbalik) dengan cara MENGKABURKAN pokok permasalahan awal dan berbalik menimpakan kesalahan pada pihak lain (yang benar). Seperti suatu kasus pemborbardiran dan pembantaian Israel secara biadab terhadap rakyat Palestina, ada beberapa media kafir yang menganggapnya biasa – biasa saja bahkan menganggapnya tidak salah, Israel BENAR. Dan media – media kafir itu justru berbalik menyalahkan para pejuang Palestina yang menyerang tentara Israel sebagai serangan balasan. Nah, inilah yang disebut ‘Reverse Psychology’.


Maka dari itu kita harus sadar, bahwa ini adalah peperangan antara yang Haq versus yang Bathil. Kita dilarang tutup mata.


Disamping taktik – taktik kejinya, mereka juga membuat beberapa program tayangan di televisi yang disebarluaskan ke seluruh mancanegara, seperti tayangan musik yang dimulai sejak pagi ketika pikiran pemuda – pemudi Muslim masih fresh harus dijejalkan dengan kemunkaran. Inilah pola statis Yahudi Zionis dalam memurtadkan generasi Islam, dengan musik yang melalaikan.


Rasulullah –shollallohu ‘alayhi wa sallam- pernah bersabda, “Pasti akan ada dari ummatku suatu kaum yang (berusaha) menghalalkan zina, sutera, khomer (minuman keras) dan alat – alat musik.” (HR. Bukhori)


Di dalam sabdanya yang lain, nabi –shollallohu ‘alayhi wa sallam- juga bersabda, “Nyanyian dan permainan hiburan yang melalaikan menumbuhkan kemunafikan dalam hati, bagaikan air menumbuhkan rerumputan. Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, sesungguhnya Al-Qur'an dan zikir menumbuhkan keimanan dalam hati sebagaimana air menumbuhkan rerumputan.”  (HR. Ad-Dailami)


Imam Asy-Syafi’i pun menegaskan di dalam kitab Al-Ummnya : “Nyanyian adalah perkataan yang sia – sia, menyerupai kebathilan, sesuatu yang bersifat khayalan. Barangsiapa yang sering melakukannya, dia adalah orang tolol dan ditolak persaksiannya.” (Al-Umm Jilid IV/214)


Akan tetapi, para pemuda kita sudah didoktrin oleh program Yahudi, sejak hari masih gelap para pemuda/pemudi ber-KTP Islam berbondong – bondong mendatangi studio TV yang menanyangkan hiburan musik LIVE berjam – jam. Bahkan asampai ada yang rela bolos sekolah demi bertemu sang idolanya (yaitu berhala artis/musisi yang disembahnya selain Alloh).


Inilah kondisi ‘Alpha Brain Wave State’ (kondisi rileks yang mudah untuk tersugesti dalam menonton TV)  yang mampu memperalat otak dan kinerja sistem pikiran manusia di saat otak sedang fresh.  Melalui berbagai macam program jahat inilah menyuapi alam bawah sadar para pemuda Islam dengan tayangan – tayangan yang merusak aqidah secara LIVE. Zionis ingin merubah kita menjadi tipe pribadi yang mereka inginkan. Inilah peperangan pemikiran dan opini yang nyata.


Orang – orang (sekawanan) Yahudi yang tergabung dalam jaringan Yahudi internasional yang berada di belakang layar memanfaatkan industri hiburan untuk mengkondisikan masyarakat dunia kepada cara berfikir mereka hingga mampu mengendalikan pemikiran kita. Inilah yang disebut sebagai penghancuran moral yang menyeluruh (menglobalisasi) tanpa disadari oleh semua masyarakat dunia. Inilah kemauan musuh – musuh Islam internasional yang dipimpin oleh jaringan Zionisme. Setelah kita mengetahui bagaimana media kafir ini, wajib bagi kita untuk meng-counternya dan menyebarkan info ini ke masyarakat.


  1. B.      Media Islam

Media islam pun tak kalah menyeruaknya dibanding media kafir yang sebagian besar didominasi oleh berita – berita bohong dan keji. Media Islam sejak awal kemunculannya di negeri ini sudah menempati urutan teratas di hati kaum Muslimin. Meskipun di dalam stasiun televisi media Islam tidak menampakkan dirinya, akan tetapi di dunia maya yang diperkirakan beberapa tahun lagi sudah menjadi kebutuhan primer yang hampir menyamai televisi, media Islam bak cendawan di musim hujan. Berbagai nama dan simbol Islam mewarnai dunia maya (dumay). Alangkah baiknya jika kita ikut menyemarakan media Islam di dunia maya denan membuat web, blog atau hanya sebatas komentar panjang yang membangkitkan semangat kaum Muslimin menghadapi perang media global ini.


Di dalam menjawab tantangan perang dari media kafir, media Islam terus menyuarakan hak – hak, kewajiban dan aspirasinya yang sesuai dengan koridor Qur’an dan Sunnah. Karena media Islam berlandaskan pada asas Qur’an dan Sunnah.


Berbeda dengan media kafir yang lebih kepada penyudutan dan pencitra-burukkan kepada media – media Islam. Sedangkan media Islam mewartakan apa yang sebenarnya telah terjadi. Jika seandainya media kafir mewartakan kebenaran yang berasal dari Alloh dan Rasul-Nya, media Islam pun mendukung. Media Islam akan menjunjung nilai keadilan, terhadap media kafir sekalipun.


“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Alloh, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Alloh, sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Ma’idaah : 8)


Akan tetapi perang tetaplah perang dan musang tidak akan pernah berubah total menjadi domba kecuali untuk menipu dan dengan idzin Alloh. Karena pada hakikatnya perang ini adalah perang abadi antara keimanan vs kekufuran. Jadi, tidak ada per-wala’an di atasnya, akan tetapi tetap ada rasa keadilan.


Di dalam meng-counter pemberitaan – pemberitaan busuk terhadap Islam yang disebarkan dari pihak media kafir, media Islam langsung mengkajinya terlebih dahulu agar terhindar dari kegegabahan pewartaan balik. Karena media Islam mempunya tuntunan yang telah Alloh Azza wa jalla berikan :


“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al-Hujuraat : 6)


Kita dituntut untuk tabayyun (cross-check / cover both side) atas pemberitaan (informasi/khabar) yang telah dihembuskan oleh pihak fasiq atau kafir sekalipun, agar tidak berbuntut fitnah terhadap siapapun.


Inilah yang membuat media Islam yang istiqomah tetap berada di hati kaum Muslimin karena sikap kehati – hatiannya dalam memberitakan sesuatu.


Jangan disangka media Islam hanya mempunyai musuh dari kalangan media kafir saja. Media Islam juga mempunyai musuh dari kalangan sendiri (kaum Munafik). Mereka tiada henti – hentinya memberitakan perkara – perkara syubhat di bidang agama. Yang dimaksud di sini bukanlah media – media SEPILIS (Sekuler, Pluralis dan Liberalis) akan tetapi media – media yang mengatas namakan Islam akan tetapi keluar dari jama’ah kaum Muslimin yang menyuarakan Al-Haq. Mereka menolak media – media Islam yang masih istiqomah hanya karena nuansa politis. Pantaslah jika media mereka dikatakan sebagai media oportunis.


Ini juga menjadi tantangan dari dalam (internal problem) media Islam itu sendiri dan pada akhirnya media oportunis tersebut disejajarkan dengan media kafir karena telah keluar dari konteks – konteks media Islam. Sungguh ironis, media oportunis akhirnya menjadi musuh bersama media Islamis.


Inilah realita di dalam tubuh media Islam.  Karena strategi dakwah media Islam adalah membentuk opini yang berkaitan dengan sebuah seruan / ajakan untuk melaksanakan Syari’at Islam yang kaafaah (menyeluruh), sedangkan media oportunis agak sulit untuk membentuk opini yang pasti seperti itu.


Di dalam perjalanannya, media Islam sudah mengalami pasang surut dari mulai zaman Orba sampai saat ini. Tapi Alhamdulillah Alloh masih memberikan media Islam kekuatan untuk melawan minimal membendung arus jahat yang dibuat oleh media kafir (Barat) untuk mendeskreditkan Islam dan kaum Muslimin. Melihat dari banyaknya serangan media kafir yang ditujukan untuk kaum Muslimin, maka kita berkewajiban untuk menjadi jurnalistik ‘dadakan’ untuk melawan / mengopinikan pemberitaan dusta media – media kafir ini (baik dalam maupun luar negeri) dan tidak harus membuat web, tulisan kita bisa kita muat di jejaring social atau blog – blog atapun bisa juga di kolom komentar. Dengan begitu kita sudah ikut andil dalam membela agama Alloh yang mulia ini.


Sebagaimana Alloh Ta’ala berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia,
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Alloh, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Muhammad : 7)


Ini sudah janji Alloh, siapa saja yang menolong agama Alloh, maka Alloh akan menolongnya jika tertimpa kesulitan . marabahaya sekalipun.


Dari uraian ini semoga kita mengetahui secara pasti minimal mengetahui saja peperangan yang saat ini tengah terjadi di hadapan kita, PERANG ANTARA YANG HAQ VS YANG BATHIL. Dan peperangan ini sifatnya adalah peperangan abadi.

Posted by Knights Of Masjid on 6:38 PM. Filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. Feel free to leave a response

0 komentar for "Media Muslim vs Media Kafir"

Leave a reply